100 Miliuner Dunia Tuntut Pajak Kekayaan Global
20 Januari 2022Permintaan itu diajukan oleh 102 miliuner dalam sebuah surat kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Rabu (19/1). Mereka merujuk pada sebuah studi, yang dibiayai oleh sekelompok individu kaya dan komunitas filantropi barat, serta dirilis baru-baru ini.
Riset itu mengungkap pajak kekayaan bagi manusia terkaya di dunia akan menghasilkan USD 2,52 triliun per tahun. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk membiayai vaksin Covid bagi semua penduduk Bumi dan menyelamatkan 2,3 miliar manusia dari kemiskinan.
Surat yang antara lain digagas oleh pewaris Walt Disney, Abigail Disney, itu menyebut sistem perpajakan yang ada saat ini "didesain secara khusus untuk menguntungkan orang kaya.”
"Dunia, dan semua negara di dalamnya, harus menuntut kaum kaya membayar kewajibannya,” lanjut surat tersebut. "Pajaki kami, kaum kaya, sekarang juga.”
Awal pekan ini organisasi nirlaba Oxfam, memublikasikan laporan yang mencatat 10 manusia terkaya di dunia menggandakan hartanya menjadi USD 1,5 trliyun dalam dua tahun pertama pandemi Corona.
"Sebagai miliuner, kami memahami sistem pajak yang ada tidak adil,” tulis penggagas petisi yang disebar ke sejumlah komunitas filantropi, seperti Miliuner Patriotik, Miliuner untuk Kemanusiaan, Pajaki Saya Sekarang.
"Banyak dari kami yang mengatakan, ketika dunia mengalami rasa sakit yang luar biasa besar selama dua tahun terakhir, kami melihat kekayaan kami meningkat selama pandemi, namun begitu hanya sedikit di antara kami yang secara jujur bisa mengklaim telah membayar pajak.”
Kartelisasi kemakmuran oleh kaum kaya
Para penandatangan surat berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, Denmark, Norwegia, Austria, Belanda dan Iran.
Selain membiayai program imunisasi di seluruh dunia dan mengentaskan kemiskinan, pajak kekayaan diprediksi akan mampu membiayai asuransi kesehatan universal dan keamanan sosial bagi 3,6 miliyar manusia di negara berpenghasilan rendah dan menengah, tulis mereka.
Nantinya, pajak kekayaan akan dikenakan sebesar dua persen kepada mereka yang memiliki kekayaan lebih dari USD 5 juta, tiga persen untuk kekayaan di atas USD 50 juta dan lima persen untuk kekayaan di atas USD 1 milar.
Kelompok ini juga meyakini pajak progresif, yang meningkat menjadi 10 persen bagi miliarder terkaya, akan menghasilkan dana USD 3,62 triliun per tahun. Besaran pajak kekayaan nantinya akan ditentukan oleh masing-masing negara.
Namun begitu, Jenny Ricks, koordinator Aliansi Melawan Ketimpangan, mengatakan pihaknya menilai pajak progresif yang lebih lunak akan "lebih realistis” untuk diwujudkan.
Rencana membuat pajak khusus untuk 700 miliarder Amerika Serikat sempat didengungkan Partai Demokrat di Kongres tahun lalu. Tapi pajak itu menghilang dari paket stimulus iklim dan sosial senilai USD 1,75 triliun yang diloloskan Presiden Joe Biden baru-baru ini.
Usulan pajak progresif menguat jelang pertemuan antara pemerintahan dan pengusaha besar dunia di Davos, Swiss, secara virtual pekan ini. "Tidak ada alasan untuk membenarkan sistem yang secara terus menerus menggelembungkan kekayaan kaum terkaya di dunia, sementara mengutuk miliaran manusia ke dalam kemiskinan yang sebenarnya mudah dicegah,” tulis Direktur Miliuner Patriotik, Morris Pearl, dalam sebuah keterangan pers yang dlansir AFP.
"Kita membutuhkan perubahan sistemik yang mendalam, dan hal ini dimulai dengan memajaki kaum kaya seperti saya,” imbuhnya.
rzn/pkp (afp,rtr)