150 Tahun Partai Sosial Demokrat SPD
21 Mei 2013Lahirnya Partai Sosial Demokrat (Sozialdemokratische Partei Deutschlands-SPD) dimulai saat para pekerja yang tidak punya hak, melawan para pengusaha patriakh di Jerman.
SPD yang kini terorganisir dan punya pengaruh politik yang mengakar, adalah jasa Ferdinand Lassalle. Putra saudagar itu adalah tokoh utama berdirinya Allgemeine Deutsche Arbeiterverein (Perhimpunan Buruh Jerman) di Leipzig 23 Mei 1863. 150 tahun kemudian Lassalle dikenal sebagai salah satu pendiri gerakan sosial demokrat.
Pesan pendiri, tutur politisi SPD Erhard Eppler adalah: "Jika kalian kaum pekerja ingin mengubah posisi, kalian harus mewajibkan negara memandang kalian setara dan secara ekonomis juga membuat kalian warganegara yang terjamin."Lewat serikat buruh dan demokrasi sosial yang baru tumbuh, para buruh miskin mulai punya peluang untuk meningkatkan status kerja dan peluang politis lewat pendidikan tambahan. Lebih dari separuh warga Jerman kala itu buta huruf. Hak pemilu bebas dan rahasia tidak ada.
Mantan Sekjen SPD, Franz Müntefering mengisahkan 10 pria pekerja pelinting di pabrik rokok. "9 bekerja dan satu duduk di depan mereka membacakan buku yang dibeli patungan, agar bisa sedikit mendapat ilmu politik dan kemasyarakatan." Kenaikan status sosial lewat pendidikan, kini masih salah satu tuntutan utama SPD.
Sosial Demokrat Terpilah
"Mulai kini, walaupun perhimpunan ini baru mencakup 100 ribu buruh Jerman, sudah menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan setiap orang." tulis Lassalle dalam program pertama partai. Di masa Kekaisaran Jerman (1871-1918), partai buruh ini tumbuh menjadi partai massa beranggota 1 juta dan dalam pemilu meraih sepertiga suara pemilih.
Sosial demokrat begitu sukses, sehingga Kanselir Otto von Bismarck melarangnya dengan UU Sosialistis. Selama 12 tahun serikat buruh yang dekat dengan partai sosial demokrat dikejar-kejar, dihina dan dipaksa beremigrasi.
Pengejaran berdampak radikalisasi sebagian partai. Makin banyak anggotanya terjebak pemikiran Marxisme, dengan visi penggulingan kekuasaan dan membangun sistem politik baru tanpa perbedaan kelas dan kekayaan pribadi. Dampaknya sekitar akhir Perang Dunia I, gerakan pekerja itu terpilah dalam kekuatan berorientasi reformasi dan revolusioner.
Kala Kaisar Jerman Wilhelm II mundur, kedua kubu sosial demokrat (9/11/1918) secara bersamaan mengumumkan pembentukan republik baru. Anggota SPD Philipp Scheidemann di Reichstag Berlin mengumumkan lahirnya Republik Demokratis moderat, dan Karl Liebknecht mengumumkan republik berhaluan sosialis komunistis.
Nama sosial demokrat juga terkait gagalnya fase pertama demokrasi di Jerman. Republik Weimar 1918-1933, yang dibentuk mayoritas sosial demokrat moderat, secara politis tidak stabil dan situasi ekonomi buruk akibat hiperinflasi dan pengangguran massal. Struktur demokratis yang lemah ini gagal melawan naiknya partai Nasionalsosialitis NAZI dari Adolf Hitler. Semua 94 anggota parlemen SPD di Reichstag, 23 Maret 1933 menentang UU Pelimpahan Kekuasaan, yang memungkinan Hitler menghapus demokrasi di Jerman.
Bagi politisi SPD Hans-Jochen Vogel, penolakan yang gagal terhadap rezim NAZI itu, di kalangan sosial demokrat hingga kini masih dipandang sebagai cikal bakal lahirnya demokrasi Jerman, "Karena partai-partai lain setuju hal itu", tandasnya.