154 Hari Tanpa Gravitasi
Selama lima bulan astronot Jerman Alexander Gerst menjadikan Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai rumahnya. Jelang berakhirnya masa tugas Gerst, DW mengintip kehidupan pakar geofisika Jerman itu selama di ISS.
Antariksa dan hal hal kecil di Bumi
Bahkan astronot sekalipun merindukan hal paling banal setelah berbulan-bulan di luar angkasa, yakni pizza, bir dan keindahan musim semi. Buat Alexander Gerst, hal kecil semacam itu menjadi istimewa setelah bertugas di ISS. "Kerja keras selama ini tidak percuma," katanya dalam jumpa pers terakhir. Ia mengaku tidak pernah merasa kesepian. Kru ISS sudah seperti "keluarga" buat astronot Jerman itu.
"Risiko yang kami terima"
Begitulah kata Alexander Gerst terkait insiden roket NASA, Cygnus, yang meledak sesaat setelah diuluncurkan 28 Oktober silam. Kecelakan menurutnya selalu terjadi. Namun soal penerbangan berawak, Gerst meyakini keamanan teknologi manusia, "Kita bisa selamat dalam insiden seperti itu," ujarnya percaya diri. Gerst dijadwalkan kembali ke bumi 10 November mendatang.
Ruang Tanpa Batas
Cuma jubah luar angkasa yang memisahkan Gerst dari ruang tak berbatas ketika ia pertama kali melakukan spacewalk. Bersama rekannya, Reid Wiseman, Gerst bertugas memodifikasi tangan robotik.
100 Eksperimen
Manusia belum punya pengetahuan banyak mengenai kehidupan di luar angkasa. Sebab itu Alexander Gerst juga berpartisipasi dalam misi Blue Dot. Ia ditugaskan melakukan 100 percobaan selama berada di ISS. Eksperimen antara lain disiapkan oleh Universitas Olahraga Köln dan organisasi bantuan medis, Berlin Charité.
Menatap Bumi dari Langit
Gerst yang pakar geofisika itu tidak melupakan bidang studinya selama di ISS. Sejak Maret silam ia rajin membuat foto permukaan bumi, dari ketinggian 400 kilometer. Foto-fotonya itu membantu peneliti mengamati pergerakan interior bumi dan fenomena alam seperti sistem tekanan rendah di utara Samudera Atlantik.
Menyelami Tubuh Manusia
Semua astronot memiliki jadwal olahraga harian. Pasalnya hilangnya gravitasi mempercepat penciutan otot tubuh. Aktivtas olahraga itu, dikombinasikan dengan eksperimen medis, akan membantu ilmuwan di bumi mengenal lebih dekat tubuh manusia ketika berada di luar angkasa.
Pengorbanan buat Ilmu Pengetahuan
Selama bertugas di ISS, Alexander Gerst secara rutin mengambil sampel darahnya sendiri. Sampel-sampel itu kemudian dikirim ke bumi untuk dipelajari lebih dalam oleh ilmuwan. Setengah berkelakar Gerst menyebut tugasnya itu sebagai "pengorbanan saya buat ilmu pengetahuan."
Piala Dunia di ISS
Kendati tugas yang menumpuk, Gerst menyempatkan diri buat menonton putaran final Piala Dunia via satelit. Ia bahkan membawa kostum tim nasional dan ikut merayakan kemenangan Jerman di Brasil. Fotonya yang ia unggah di Facebook dan Twitter itu menyebar cepat di dunia maya.
Misi Titik Biru
Dengan foto seperti ini, Gerst berupaya menampilkan keindahan dan keunikan planet bumi - sebuah titik kecil di luar angkasa yang tak berbatas. Pendidikan merupakan aspek penting buat kru ISS. Berbagai program dibuat untuk meningkatkan kesadaran kaum muda tentang masalah yang mengancam Bumi.
Reporter Lapangan
Astronot Jerman itu juga menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari penduduk bumi. Dalam foto ini ia mengumpulkan pertanyaan dari murid sekolah dan mengunggah video yang menampilkan tugasnya di ISS.
Kerja Bakti
Sabtu adalah hari bebersih di ISS. Memelihara stasiun luar angkasa adalah tugas rutin yang tidak pernah menghilang dari jadwal rutin para penghuninya. Setiap kru bertanggungjawab atas area tertentu. Gerst bertugas mengawasi instalasi pemurnian air, perlengkapan olahraga dan ruang akomodasi para kru.
Keindahan Bumi
Menyimak keindahan planet Bumi acap bergantung pada prespektif masing-masing. Pesan itulah yang coba disebarkan oleh Alexander Gerst melalui aktivitas hariannya di media sosial. Gambar ini misalnya menampilkan gurun Sahara yang nyaris tak berujung.
Cahaya Utara
Aurora Borialis di langit Greenlaned adalah fenomena alam yang menakjubkan. Stasiun luar angkasa ISS mengorbit bumi sebanyak 15,5 kali per hari. Faktor tersebut mempermudah setiap astronot, termasuk Gerst, buat mengambil gambar terbaik dari fenomena yang terjadi di Bumi.