50 Tahun Lalu, Martin Luther King Jr. Ditembak Mati
Pegiat hak asasi Dr. Martin Luther King Jr. ditembak mati pada malam hari 4 April 1968 di Memphis. Kehidupannya menjadi inspirasi bagi banyak buku dan film, antara lain "I Am Not Your Negro", "Selma" dan “Boycott".
Perkabungan dengan lagu-lagu pembebasan
Upacara perkabungan Martin Luther King Jr. di Morehouse College, Atlanta, Georgia, pada 9 September 1968 dihadiri lebih 100.000 orang. Massa menyanyikan lagu-lagu yang sering berkumandang dalam aksi-aksi pawai perdamaian. Pada acara kebaktian itu, sahabatnya Mahalia Jackson menyanyikan lagi "Take My Hand, Precious Lord".
Acara keluarga di Ebenezer Baptist Church
Sebelumnya diadakan acara perkabungan kecil untuk keluarga di gereja baptis Ebenezer. Dalam foto terlihat istrinya, Coretta Scott King beserta anak-anak dan anggota keluarga lain. Setelah itu dilakukan pawai ke tempat upacara utama di Morehouse College, almamater Martin Luther King Jr, sekitar 3 kilometer dari gereja Ebenezer.
Martin Luther King
Sebelum meninggal, Martin Luther King mengatakan dia "cukup realistis untuk menyadari" bahwa dia bisa saja tewas "dalam kekerasan". "Setiap hari saya hidup di bawah ancaman pembunuhan", katanya. Namun dia melanjutkan: "Aku tidak fokus pada panjangnya usia dan kuantitas kehidupanku, melainkan pada kualitas kehidupanku".
"I Have A Dream"
Pidato paling terkenal dan menjadi ikon perjuangan diucapkan di Washington di hadapan lebih dari seperempat juga orang pada 28 AGustus 1963. "I have a Dream" disebut-sebut sebagai salah satu pidato paling inspiratif bagi perubahan sosial dalam sejarah.
Perjuangan hak-hak kulit hitam
Martin Luther King dilahirkan 15 Januari 1929 dalam sebuah keluarga Protestan kulit hitam Amerika Serikat. Dia dengan cepat terlibat dalam gerakan perjuangan hak-hak kulit warga hitam. Dia mulai dikenal luas sejak memimpin apa yang disebut sebagai gerakan Boikot Bis Alabama pada tahun 1955. (Teks: Hendra Pasuhuk/yf)