9 Bulan untuk Akhiri Krisis Nuklir Jepang
17 April 2011AS menjanjikan dukungan penuh bagi Jepang yang tengah membangun kembali setelah dilanda gempa bumi dan tsunami bulan lalu serta krisis nuklir yang belum terselesaikan.
Janji ini ditegaskan Menlu AS Hillary Clinton, hari Minggu di Tokyo, seusai bertemu Menlu Jepang Takeaki Matsumoto. Clinton menyebut tiga bencana itu sebagai krisis multi dimensi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tetapi, pada pertemuan dengan PM Naoto Kan, Clinton menunjukkan keyakinannya bahwa Jepang akan dapat mengatasi krisis dengan kekuatannya sendiri, dan akan tetap menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia sampai beberapa dekade berikutnya.
"Kami menjanjikan sekali lagi dukungan setia bagi Anda dan pemulihan di masa depan. Kami sangat yakin Jepang akan menunjukkan daya lentur yang telah kita saksikan selama krisis dan dalam bulan-bulan ke depan" , kata Clinton.
PM Kan membalas dengan mengatakan, Jepang tidak akan melupakan bantuan AS. Sebelumnya, Menlu Matsumoto menegaskan bahwa Tokyo akan menyingkap sepenuhnya informasi tentang bencana nuklir yang masih berlangsung di PLTN Fukushima Daiichi.
Hari Minggu, operator PLTN tersebut, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) akhirnya menjawab pertanyaan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi bencana nuklir di Fukushima.
Tsunehisa Katsumata, Direktur TEPCO mengatakan, "Untuk target jangka pendek, kami menetapkan dua langkah. Langkah pertama mengurangi jumlah radiasi. Langkah kedua, mengontrol pelepasan bahan radioaktif. Ada berabgai resiko yang menghadang, tapi kami bertekad menyelesaikan langkah eprtama dalam tiga bulan, dan langkah kedua dalam waktu tiga sampai enam bulan."
TEPCO juga mengatakan akan memasang penutup khusus di reaktor nomor satu, tiga dan empat yang mengalami kerusakan parah. Katsumata juga meminta maaf dan mengatakan ia mempertimbangkan untuk mundur jika krisis sudah diatasi.
Rencana dan jadwal yang diumumkan TEPCO disambut PM Naoto Kan seabgai 'langkah kecil ke depan', seperti dilaporkan kantor berita Kyodo.
Sebelumnya, Menteri perdagangan dan Industri Banri Kaieda mengatakan, rencana itu akan membantu memindahkan krisis nuklir dari fase darurat ke fase stabilisasi. pemerintah mendeask TEPCO untuk menjalankan rencana itu secara konsisten, atau lebih cepat, tandas Kaieda. Ia menambahkan, dalam waktu tiga sampai enam bulan, pemerintah akan meninjau zona evakuasi di sektiar PLTN.
Sejauh ini, wilayah dalam radius 20 km ditetapkan sebagai zona evakuasi, walau penduduk juga diminta meninggalkan wilayah dalam radius 30 km.
Kerusakan di PLTN Fukushima akibat gempa dan tsunami, menyebabkan temperatur inti nuklir melonjak sehingga sebagian batang bahan bakar nuklir meleleh. Ini merupakan krisis nuklir terburuk dunia dalam 25 tahun terakhir, yang juga menyebabkan Jepang menghadapi keterbatasan listrik. Dari PLTN di timur laut Tokyo, radiasi merembes ke udara, tanah dan laut .
afp,dpa,rtr/Renata Permadi
Editor: Rizki Nugraha