Ada Apa di Balik Tujuh Masa Puasa?
Ethiopia adalah salah satu negara paling religius di dunia. Tiap tahun ada 7 periode puasa bagi warga Kristen Ortodox di sana. Mereka juga punya tato bertema religius yang digunakan untuk menunjukkan kepercayaan mereka.
Tujuh Periode Puasa
Di masa menjelang Paskah, warga Ortodoks berpuasa 55 hari. Warga Katolik hanya 40 hari. Dalam setahun ada tujuh periode puasa. Mereka yang taat berpuasa sekitar 165-250 hari. Ini mencakup berhenti makan semua produk dari hewan, yaitu daging, susu dan telur, setiap hari Rabu dan Jumat.
Peraturan Berat
Di Gonder misalnya, abu dibagikan kepada umat sehingga mereka bisa membuat tanda salib di dahi. Selama puasa 55 hari, warga Ortodox Ethiopia tidak boleh makan dan minum apapun dari pagi hingga pukul tiga siang.
Kepercayaan dan Spiritualitas
Bagi warga Ethiopia, agama dan berpuasa adalah bagian kepercayaan dan spiritualitas. "Menurut teologi yang kami anut, berpuasa mendekatkan kami dengan Tuhan karena menekan keinginan tubuh," kata Makonnen, seorang pejabat gereja Orthodox. "Berpuasa bagus karena bisa bersihkan pikiran dari energi yang tak diperlukan. Untuk bisa jadi manusia yang baik harus ada keseimbangan antara tubuh dan jiwa."
Pilih Ujian Lebih Berat
Salah satu ketentuan puasa di Ethiopia melarang alkohol dan berhubungan seks antara suami-istri. Sebenarnya doktrin gereja mereka tidak melarang dua hal itu. Tetapi warga Ortodoks Ethiopia secara sukarela memilih "ujian" yang lebih berat. Demikian kata Makonnen. "Teologi populer pengaruhnya lebih besar daripada doktrin yang resmi," kata dia.
Mengenakan Tanda Religius
Di kawasan Amhara, banyak warga Ortodoks mengenakan tanda religius di wajah yang disebut Nikisat, yaitu tato tradisional. Ini kerap berupa tanda salib di wajah, seperti pada perempuan di jalanan kota Bahir Dar (foto). Nikisat juga dirajahkan pada dada, lengan dan kaki bagian bawah.
Kerugian Ekonomi dan Religi
Dampak puasa bisa dirasakan pada menurunnya keuntungan kafe dan restoran. Tapi ini tidak mendorong orang untuk berhenti berpuasa. Menurut riset Pew Research Center tahun 2015, 98% warga Ethiopia menganggap agama bagian sangat penting hidup mereka.
Terlihat Pada Penampilan
Sebagian besar orang Ethiopia mengenakan salib sebagai kalung, sementara gambar Maria dan Yesus, serta kutipan dari Alkitab menghiasi taxi dan bus, juga digantung di dinding rumah.
Berpegang pada Harapan
Masa puasa menjelang Paskah tahun ini bertepatan dengan keadaan darurat di negara itu, sebagai akibat kerusuhan yang sudah berlangsung setahun. Penyebabnya adalah kemiskinan, pengangguran dan korupsi. "Orang jadi lebih sering berdoa dan bertanya apakah Tuhan sudah melupakan negara mereka," kata seorang warga Gonder. "Karena tidak bisa berdemonstrasi, orang berdoa lebih banyak lagi."
Tato Religius Modern Lebih Banyak Lagi
Di jaman sekarang, warga muda Ethiopia tidak mengenakan rajah Nikisat yang dianggap kuno, dan dinilai tidak adil terhadap perempuan, karena biasanya ditato saat mereka masih kecil. Tapi itu bukan berarti mereka tidak menggunakan tato religius, misalnya Haile, 24 tahun, dari Bahir Dar (foto).
Tidak Berhenti Berdoa
Setelah masa puasa berakhir, warga Ortodoks Ethiopia kembali makan daging hewan. Menurut riset, Ethiopia adalah salah satu negara pengkonsumsi daging terbesar rata-rata per kapita di Afrika. Tapi walaupun masa puasa sudah berakhir, berdoa tidak berhenti, terutama di masa-masa sulit. Penulis: James Jeffrey (ml/as)