Angka Kriminalitas di India Melonjak Selama Pandemi Corona
21 Juli 2020Janaki Devi baru saja berjalan-jalan pada suatu pagi di dekat sebuah taman di New Delhi selatan, ketika tiba-tiba dua pemuda dengan sepeda motor berhenti di dekatnya, lantas merenggut paksa kalung emas yang melingkar di lehernya.
"Semuanya terjadi begitu cepat. Ketika saya sadar apa yang terjadi, mereka sudah pergi," ujar ibu rumah tangga berusia 50 tahun itu kepada DW. Meski dijambret, Devi bisa dibilang beruntung. Dengan bantuan rekaman kamera pengintai, polisi dapat menangkap penjambret tersebut. Keduanya berstatus pelajar, tanpa catatan kriminal sebelumnya.
Di India, meningkatnya angka kejahatan di jalanan telah meningkat pesat, utamanya sejak pemerintah mulai melonggarkan peraturan lockdown virus corona bulan lalu.
Peningkatan angka pengangguran memperburuk keadaan
Pandemi ini juga membuat ekonomi India babak-belur. Banyak perusahaan telah memecat staf, dan sektor informal juga mengalami krisis.
Para ahli mengatakan bahwa meningkatnya pengangguran selama krisis corona dapat mendorong banyak orang melakukan kejahatan, terutama kaum muda. Dalam sebuah kasus, dua mantan manajer restoran dan karyawan sebuah toko material dinyatakan bersalah karena telah mencuri ponsel dan perhiasan.
"Baru saja terjadi perampokan terhadap seorang kurir makanan di sini," ujar seorang petugas polisi R.P. Meena dalam perbincangan dengan DW. "Dalam banyak kasus, pelakunya adalah orang-orang berpendidikan yang sebelumnya tidak punya catatan kriminal. Ketika ditanya, mereka mengatakan tidak punya pekerjaan. Mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari."
India melaporkan lebih dari satu juta infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab wabah Covid-19 terjadi di negaranya. Lebih dari 25.000 orang telah meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan virus tersebut. Negara ini mencatatkan infeksi terbanyak ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.
Kejahatan siber meningkat
Pihak berwenang melaporkan bahwa kejahatan dunia maya juga meningkat sejak dimulainya pandemi. Di negara bagian Maharashtra saja, polisi mencatatkan telah terjadi 400 kasus kejahatan di dunia maya, di antaranya termasuk kejahatan ujaran kebencian di internet.
"Kami telah menginstruksikan otoritas kontrol untuk menghapus pos semacam itu dari internet," ujar Balsing Rajput, petugas kepolisian Maharashtra yang bertanggung jawab atas kejahatan dunia maya.
Kasus penipuan transfer uang secara online juga meningkat. "Kami telah menemukan bahwa penipu dunia maya telah membuat situs web palsu yang mirip dengan situs jasa pengiriman uang untuk mengelabui pelanggan yang tidak menaruh curiga saat bertransaksi online," ujar seorang pejabat berwenang di India.
Menurut pihak berwenang, penipuan dengan modus transaksi kartu kredit palsu, pemesanan online paket tes corona yang seharusnya gratis, hingga ke penawaran kerja dari luar negeri yang terdengar sangat menggoda juga meningkat.
Penjahat di dunia maya juga memanipulasi sejumlah foto perempuan untuk memeras mereka. "Kami telah menerima banyak keluhan, dari memposting gambar cabul hingga ke ancaman online dan pemerasan," kata Akancha Srivastava, pakar keamanan siber dan pendiri yayasan perndidikan anak-anak, Akancha Foundation.
Lantas apa yang dilakukan pemerintah? Sejauh ini, pemerintah India memperingatkan warganya tentang beredarnya pesan teks atau email palsu. Warga juga diminta untuk melaporkan kasus penipuan online, ancaman dunia maya atau pemerasan kepada pihak berwenang.
(ae/pkp)