Apps Jadi Pintu Gerbang Pencurian Data
10 Februari 2014Facebook dan WhatsApp termasuk aplikasi yang paling digemari oleh pengguna smartphone. Pengguna aplikasi ini sebaiknya berhati-hati, jika ingin menggunakannya sebagai alat komunikasi. Dirk Kuchel, ahli perlindungan data mengatakan, ”Kemungkinan besar WhatsApp merupakan buku telefon terbesar di dunia“. Lebih lanjut lewat majalah elektronik ”Computerbild, ia memperingatkan, “WhatsApp tahu setiap penggunanya, siapa dia, di mana ia berada dan dengan siapa ia berteman.”
Permasalahan yang ada pada WhatsApp adalah program ini bisa mengunduh seluruh daftar telefon prbadi Anda ke dalam sistem mereka. Kuchel mengkritik, “Dan tak ada seorang pun yang bertanya, bagaimana cara perusahaan ini menghasilkan uang.” Apps ini hanya mengenakan biaya murah setiap tahunnya. Biaya yang mereka tarik ini, sama sekali tak bisa menutup biaya yang harus mereka keluarkan untuk mengirimkan milyaran pesan pendek yang mengalir setiap hari melalui internet.
Kuchel berpendapat, sebaliknya, sangatlah mungkin perusahaan tersebut dengan cara tertentu menggunakan data milik kita- kemungkinan menjualnya. Saat ini yang menjadi mata uang utama di internet bukanlah uang akan tetapi data.
Mengapa Apps diberikan Cuma-cuma?
Tak hanya kemungkinan penyalahgunaan data oleh para perusahaan pengambil data yang membuat para ahli sosial media resah. Tapi, juga serangan para hacker terhadap smartphone dan tablet yang kian marak terjadi. Para hacker telah menemukan cara berbeda-beda dengan cara menyerang ponsel kita untuk bisa mendapatkan uang kita dengan cara memanfaatkan daya komputasi ponsel atau menyadap data-data sensitif milik kita.
Terutama pada Apps yang gratis, Robin Cumpl percaya: “Jika sebuah program yang berharga lima Euro- dalam bentuk yang sama ditawarkan oleh produsen lain secara gratis, maka sebagian besar pengguna akan memilih menggunkan program gratis tersebut“, tanpa berpikir lebih lanjut bahwa Apps yang akan mereka gunakan tersebut adalah Apps penghisap data. Ini juga bisa terjadi pada Apps berbayar, akan tetapi khususnya pada program-program gratis, para pengguna hendaknya mempertanyakan apa latar belakang si pengembang menawarkan programnya secara gratis dan dengan cara apa pengembang ini pada akhirnya akan menghasilkan uang.
Tak seorangpun mendapat perlindungan yang sempurna. Kuchel mengatakan, Apple melindungi kita dari gambar-gambar porno, seharusnya Apple juga harus bisa menyingkirkan program-program yang mengandung virus-virus. Bagaimanapun jika dibandingkan dengan pesaingnya- Android, sistem yang ditawarkan Apple lebih sedikit mendapat ancaman dari virus.
Hasil tes yang dilakukan oleh “Computerbild“ mengungkapkan bahwa App anti virus smartphone masih belum berada pada level yang memuaskan. Semua program perlidungan smartphone yang ada di pasaran belum ada yang menawarkan perlindungan secara menyeluruh.
Kenyamanan dan memberikan data pribadi
Robin Cumpl berpendapat, setidak-tidaknya program anti virus ada pada setiap Android smartphone. Ia menarik sebuah perumpamaan “Saya tidak berhenti menggunkanan Airbag, hanya karena Airbag tidak bisa melindungi saya, jika meteroit jatuh menabrak mobil saya.” Ia berpendapat terpenting adalah tetap membuka mata. Penting adalah untuk untuk melihat, data-data apa saja yang diminta oleh Apps untuk Anda berikan.
Selain itu juga penting bagi pengguna untuk membaca persyaratan dan ketentuan sebelum mengunduh suatu program. Ia melanjutkan, pengguna biasanya mengklik tanpa membaca persyaratan dan ketentuan yang muncul sebelum menggunduh suatu program tertentu. Hal tersebut seharusnya tak dilakukan, sebab biasanya disana sudah tertera bahwa pengembang akan menggunakan data tersebut untuk keperluan marketing. Siapa yang datanya tak ingin digunakan, sebaiknya tak mengunduh App tersebut.