AS: Cina Bangun Markas Spionase di Kuba
13 Juni 2023Amerika Serikat mengklaim, Cina sudah "memperkuat fasilitas spionasenya di Kuba” sejak tahun 2019. Tudingan ini dilontarkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken menjelang kunjungan ke Beijing.
Blinken mengklaim, pemerintah di Washington memantau perkembangannya dengan seksama dan sudah mengambil langkah-langkah untuk meredam aksi Beijing. Namun begitu, menlu AS ini tidak membeberkan rincian kebijakan Washington.
Pernyataannya itu diungkapkan setelah harian Wall Street Journal merilis kutipan sejumlah pejabat pemerintah, betapa Cina dan Kuba telah menyepakati perjanjian rahasia untuk membangun stasiun penyadapan baru. Seperti diketahui, Kuba hanya berjarak sekitar 165km dari lepas pantai Florida.
Wall Street Journal menulis, kedekatan geografis antara AS dan Kuba memudahkan Cina menyadap komunikasi elektronis di sejumlah wilayah atau memantau lalu lintas laut di pesisir timur dan selatan.
"Bukan perkembangan baru”
Gedung Putih awalnya menyebut laporan WSJ sebagai "tidak benar.” Namun dalam keterangan persnya, pemerintah akhirnya mengakui, betapa ancaman spionase Cina di Kuba sudah dikenal sejak lama.
"Adalah bukan perkembangan baru, bahwa Cina berusaha membangun kemampuan intelijen di Kuba atau di wilayah lain,” kata Direktur Komunikasi Dewan Keamanan Nasional, John Kirby.
Namun demikian, pemerintah AS meyakini akan mampu melindungi rahasia negara dari jamahan mata-mata Cina.
Tuduhan yang dilayangkan Blinken jatuh pada masa sensitif, ketika dia dilaporkan akan bertolak ke Beijing dalam beberapa hari ke depan.
Lawatan tersebut sejatinya sudah direncanakan beberapa bulan silam. Namun Blinken membatalkan rencana kunjungan pada awal Februari silam lantaran tuduhan spionase terhadap Cina.
Hubungan antara Cina dan Amerika Serikat dibebani oleh sejumlah konflik, antara lain seputar Taiwan dan persaingan teknologi. Terlebih, Beijing justru mendekat ke Rusia di tengah invasi di Ukraina.
Tuduhan Blinken menjelang lawatan kenegaraan ke Cina ditanggapi dingin oleh Beijing. "Setiap kali mereka bilang ingin bertemu, Amerika Serikat akan bermain peran dan menciptakan ilusi palsu yang gemar mereka komunikasikan, dan pada saat yang bersamaan juga giat memprovokasi prinsip-prinsip dasar Cina,” tulis Yuyuan Tantian, pengamat Cina yang bekerja untuk stasiun televisi pemerintah, CCTV.
rzn/as (rtr,dpa)