AS Selidiki Tewasnya Warga Afganistan Akibat Serangan Drone
30 Agustus 2021Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengakui ada laporan terkait korban sipil yang tewas akibat serangan drone atau pesawat tak berawak AS pada Minggu (29/08). "Kami mengetahui ada korban sipil akibat serangan kami terhadap kendaraan di Kabul," kata Komando Pusat AS Bill Urban, seraya menambahkan bahwa Pentagon masih mengamati dampak serangan tersebut.
"Kami tahu bahwa ada ledakan berikutnya yang substansial dan kuat yang dihasilkan dari hancurnya sebuah kendaraan, yang berarti ada sejumlah besar bahan peledak di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban tambahan," lanjutnya.
"Kami sangat sedih atas hilangnya nyawa tak berdosa," kata Urban.
CNN melaporkan bahwa sembilan anggota keluarga, termasuk enam anak, tewas dalam serangan udara tersebut. Seorang pejabat Afganistan yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada kantor berita AP bahwa tiga anak tewas dalam serangan di dekat bandara Kabul.
Pentagon mengatakan serangan itu menargetkan para pelaku bom bunuh diri yang berasal dari kelompok IS-K "Islamic State Khorasan". Pembom dilaporkan berencana untuk menargetkan bandara Kabul, di mana militer AS sedang melakukan misi evakuasi.
Sejumlah negara hadiri pertemuan virtual
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan menteri luar negeri dari beberapa negara akan bertemu secara virtual pada Senin (30/08) untuk membahas rencana terkait krisis Afganistan. Perwakilan dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Turki, Qatar, Uni Eropa, dan NATO akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
"Para peserta akan membahas pendekatan yang selaras untuk hari-hari dan minggu-minggu mendatang," kata pernyataan itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan akan berbicara setelah pertemuan untuk memberikan informasi terbaru mengenai upaya AS di Afganistan.
Kandidat Kanselir Jerman bahas krisis Afganistan
Dalam debat yang disiarkan televisi, tiga calon pengganti Kanselir Angela Merkel dalam pemilihan Jerman menyinggung peristiwa di Afganistan.
Armin Laschet dari Christian Democratic Union (CDU) menggambarkan apa yang terjadi di Afganistan sebagai "bencana bagi Barat, juga bencana bagi pemerintah Jerman" dan menyerukan "dewan keamanan nasional" untuk meningkatkan pengambilan keputusan di Jerman.
Annalena Baerbock dari aktivis lingkungan Hijau menuduh pemerintah "menghindari" keputusan untuk membantu warga Afganistan yang terancam ke luar negeri.
Sementara Olaf Scholz dari Partai Sosial Demokrat (SPD) mengatakan penolakan Partai Kiri untuk mendukung misi evakuasi militer dari Kabul "sangat membuatnya sedih dan bersikeras bahwa setiap pemerintahan yang dipimpinnya harus memiliki "komitmen yang jelas kepada NATO."
ha/pkp (AP, AFP, Reuters, dpa)