1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Assad: Kami Akan Patuhi PBB

30 September 2013

Suriah akan mematuhi resolusi PBB untuk menghancurkan senjata kimia, kata Presiden Bashar al-Assad. Sementara tim pemeriksa akan segera berada di Damaskus untuk memulai tugas tersebut.

https://p.dw.com/p/19qQE
Foto: Reuters

Dalam kekerasan terakhir, sebuah serangan udara menghantam sebuah sekolah tinggi di kota bagian utara Raqa yang dikuasai pemberontak, mengakibatkan 10 pelajar tewas saat tentara pemerintah memerangi para pemberontak di sejumlah front, demikian laporan lembaga pemerhati Suriah.

Sebuah tim yang terdiri dari sekitat 20 pemeriksa dari lembaga pencegahan penggunaan senjata kimia Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPWC) akan berada di Damaskus pada hari Selasa.

“Pada titik ini, kami betul-betul tidak punya alasan untuk meragukan informasi yang disediakan oleh rezim Suriah,“ kata pejabat lembaga itu di markas OPWC di Den Haag.

Operasi paling sulit

Operasi untuk menghancurkan senjata kimia Suriah, yang disebut oleh sekjen PBB ban ki-Moon sebagai “menakutkan“, akan menjadi sebuah operasi yang terbesar dan berbahaya.

Persenjataan Suriah dipercaya termasuk lebih dari 1.000 ton sarin, gas mustard dan berbagai jenis senjata kimia lainnya yang disimpan dan diperkirakan tersebar di 45 lokasi di seluruh negeri.

Tim PBB dan pengawas internasional mentargetkan pemusnahan itu akan berakhir pada pertengahan 2014.

Pada hari Senin, kelompok pemeriksa PBB lainnya akan menyelidiki perihal serangan senjata kimia. Mereka berharap pada akhir Oktober, sebuah laporan menyeluruh akan dibuat mengenai serangan yang terjadi di pinggiran Damaskus pada 21 Agustus lalu yang menewaskan ratusan warga akibat roket-roket berisi gas sarin ditembakkan ke wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak.

Syrien UN Inspektoren Untersuchung Giftgas Einsatz Sarin Damaskus
Serangan senjata kimia Agustus lalu dilakukan dengan menembakkan roket-roket berisi gas sarin.Foto: Reuters

Rezim dan kelompok pemberontak selama ini saling menuduh mengenai siapa yang menggunakan senjata kimia dalam serangan tersebut.

Amerika telah mengancam akan melakukan aksi militer dan menuduh rezim Assad sebagai pelaku serangan senjata kimia.

Tapi Suriah menolak tuduhan dan kini telah menyatakan bersedia mematuhi resolusi PBB.

Dalam komentar pertama sejak resolusi diloloskan pada Jumat pekan lalu, Assad mengatakan bahwa rezimnya akan “patuh”. Pernyataan disampaikan melalui stasiun televise Italia, RAI.

"Tentu saja kami akan mematuhinya, dan sejarah membuktikan bahwa kami selalu menghormati semua perjanjian yang kami tandatangani,” demikian pernyataan Presiden Assad yang dikutip oleh Kantor Berita SANA.

Keterkejutan, air mata dan mayat yang rusak

Sementara itu, cuplikan video yang diposting organisasi pengawas Syrian Observatory for Human Rights menunjukkan pembantaian akibat pemboman di sekolah yang terletak di Raqa yang menunjukkan gambar-gambar tubuh yang rusak. Namun hingga kini gambar-gambar itu belum bisa diverifikasi kebenarannya.

“Ada kepanikan, dengan anak-anak menangis dan berusaha berlindung,“ kata lembaga tersebut mengutip korban yang selamat.

Raqa kini adalah satu-satunya ibukota provinsi yang berada di tangan pemberontak setelah direbut dari tangan pemerintah dan kini sebagian besar dikuasai para loyalis Al-Qaeda yang tergabung dalam Islamic State of Iraq and the Levant.

Serangan udara terjadi setelah kelompok pemberontak tadi malam menyerang posisi militer di Aleppo.

ab/hp (afp,rtr,ap)