Australia Pangkas Bantuan Luar Negeri untuk Ongkosi Pencari Suaka
14 Mei 2013Pemerintah Australia menganggarkan 375 juta dollar Australia dari kas bantuan luar negerinya untuk akomodasi pencari suaka di dataran utama Australia maupun yang berada di pulau kamp-kamp pencari suaka. Dana program bantuan luar negeri itu akan dipakai untuk menanggung biaya hidup para pencari suaka, selama mereka diproses di Australia.
Dewan Australia untuk Pembangunan Internasional (ACFID), badan utama bantuan Australia untuk luar negeri dan sumbangan kemanusiaan, mengungkapkan dana sebesar $375 juta dollar Australia sudah diambil dari anggaran luar negeri sejak Desember tahun lalu, ketika pemerintah Australia memutuskan untuk memberikan sumbangan dana dari kas bantuan.
Direktur dewan eksekutif (ACFID) Marc Purcell mengatakan, Australia menjadi satu dari penerima terbesar bantuan dari kasnya sendiri, setelah Indonesia, yang menerima uang bantuan sebesar 500 juta dollar Australia dan Papua Nugini yang menerima 490 juta $AU dari pemerintah Australia.
“Diversifikasi dana sebesar $375 juta dollar Australia untuk pencari suaka itu tak terlalu bisa membantu problem kemiskinan di manca negara, ujar Purcell. Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Perkembangan OECD memungkinkan negara-negara anggotanya mengucurkan dana bantuan asing untuk kebutuhan domestik. Amerika Serikat, Norwegia dan Swedia merupakan negara-negara yang juga mengucurkan dana bantuan asing dalam batasan mereka sendiri.
Sementara Australia berada di tengah-tengah spektrum negara-negara yang mengucurkan dana bantuan domestik untuk urusan pencari suaka.
Kembali, Pencari Suaka Masuki Perairan Indonesia
Sementara itu, Kepolisian Indonesia mengungkapkan mereka mencegat kapal kayu yang mengangkut sejumlah pencari suaka yang melewati perairan Indonesia. Para pencari suaka yang berasal dari Timur Tengah itu bertujuan ke Australia.
Kepala polisi maritim Bali,Tubuh Musyareh menceritakan, perahu itu dicegat di kawasan Benoa pada hari Minggu (12/05). Dua orang anggota kru kapal kayu tersebut merupakan warga Indonesia. Keduanya ditangkap dengan tuduhan penyelundupan manusia.
Para penumpang dalam kapal kayu itu tidak mengantungi dokumen-dokumen yang sah. Ketika dicegat polisi, awalnya mereka menolak untuk turun dari kapal. Namun setelah dibujuk seharian, akhirnya setuju untuk menjalani prosedur investigasi yang dilakukan pejabat imigrasi.
Indonesia merupakan tempat transit yang sangat sering dilalui para pencari suaka yang melarikan diri dari negara-negara yang dililit kemelut seperti Afghanistan, Sri Lanka dan Irak.
AP/HP(ap/afp)