Program Beasiswa Untuk Mahasiswa Muslim
19 Juli 2013Beberapa mahasiswa di Offenbach merintis pendirian Avicenna. Mereka bekerja keras, melakukan rapat setiap minggu, selama tiga tahun. "Kadang-kadang kami rapat sampai tengah malam, kalau ada hal penting", kata Siham Fet Tahi, salah satu perintisnya.
Kerja keras itu tidak sia-sia. Hari Selasa (16/07/13) Kementerian Pendidikan Jerman mengumumkan akan mengucurkan dana 7 juta Euro untuk Avicenna dalam empat tahun mendatang. Dana itu akan digunakan untuk program beasiswa bagi mahasiswa muslim.
Nama "Avicenna" berasal dari seorang ilmuwan Islam yang hidup pada abad ke-11. Kementerian Pendidikan sampai saat ini membantu 12 lembaga bantuan pendidikan untuk program beasiswa. Beberapa organisasi memiliki latar belakang politik maupun agama. Avicenna adalah lembaga ke-13 yang dibantu dan merupakan satu-satunya lembaga bantuan pendidikan yang secara khusus memberikan beasiswa kepada mahasiswa muslim.
Program Khusus
Sekitar tiga persen mahasiswa di Jerman beragama Islam. Di berbagai lembaga bantuan pendidikan, jumlah mahasiswa Islam yang mendapat beasiswa masih terlalu sedikit, kata Bulent Ucar, Profesor Pendidikan Agama Islam di Universitas Osnabrück. Alasannya, banyak mahasiswa muslim yang tidak tahu bahwa ada kemungkinan untuk mengajukan permohonan beasiswa. Selain itu, banyak yang segan mengajukan permohonan beasiswa.
"Sampai saat ini memang belum ada lembaga bantuan pendidikan Islam", kata Bülent Ucar, yang menjadi Ketua Dewan Pengurus. Sedangkan untuk warga beragama Kristen dan Yahudi sudah ada lembaga bantuan khusus. Jadi, Ucar menyebut peresmian Avicenna sebagai "hari yang bersejarah".
Ucar mengatakan, pembentukan Avicenna adalah sinyal penting sebagai pengakuan terhadap Islam. Menteri Pendidikan Johanna Wanka juga memuji pendirian Avicenna sebagai "langkah penting dalam politik integrasi".
Dana dari Dalam Negeri
Selain dari Kementerian Pendidikan, Avicenna juga mendapat dana operasional satu juta Euro dari Yayasan Mercator. Dana ini diharapkan bisa menutup biaya operasional dalam lima tahun pertama. Setelah itu, Bulent Ucar berharap, dana operasional juga bisa dikumpulkan dari masyarakat dan organisasi Islam di Jerman.
"Pintu dari sekitar 2000 komunitas muslim di Jerman terbuka lebar dan mereka siap mendukung program ini", ujar Bulent Ucar. Avicenna juga menerima sumbangan pribadi, tapi Ucar menegaskan, organisasi itu tidak menerima sumbangan dari luar negeri.
Target Avicenna adalah memberikan 400 beasiswa setiap tahun. Tapi kriterianya masih dibahas. Tidak ada aliran tertentu yang akan mendominasi organisasi ini. Program beasiswa akan mencerminkan keberagaman kehidupan Islam di Jerman, tegas Ucar.
Mahasiswa non-muslim juga bisa mendapat beasiswa, kalau melakukan penelitian atau berpartisipasi dalam kehidupan Islam. Latar belakang sosial seseorang tidak menjadi pertimbangan. Yang penting adalah prestasi mahasiswa dan partisipasi sosialnya, misalnya membantu di mesjid atau menjadi relawan di pemadam kebakaran, kata Bulent Ucar.