1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sikap Partai Populis Kanan Eropa dalam Konflik Hamas-Israel

21 November 2023

Perpecahan di Eropa seputar konflik Hamas-Israel dimanfaatkan partai-partai populis kanan untuk menggelorakan retorika anti-imigran. Di Prancis misalnya, Marine Le Pen ingin mencuci dosa antisemitisme dari masa lalu.

https://p.dw.com/p/4ZBcd
Marine Le Pen
Marine Le Pen dalam aksi solidaritas untuk Israel di ParisFoto: Philippe Bourguet/bePress Photo Agency/bppa/ABACA/picture alliance

Respons awal Uni Eropa terhadap serangan Hamas di Israel mencerminkan sebuah momen   kesatuan yang langka di Parlemen Eropa. Kutukan terhadap teror Hamas yang datang dari penjuru spektrum politik, diikuti aksi solidaritas oleh warga, serta para pemimpin dan kepala negara.

Namun hanya dalam beberapa pekan, kesatuan berganti menjadi perpecahan. Ketika serangan balasan Israel mulai banyak menjatuhkan korban sipil, jalan-jalan kota di Eropa mulai dipenuhi massa pro-Palestina.

Korban terbesar adalah komunitas Yahudi dan muslim yang kini banyak mendapat permusuhan.

Di tengah perpecahan yang menguat, partai-partai sayap kanan Eropa mendapat posisi empuk untuk memetik keuntungan elektoral. "Mereka cendrung berjaya dalam krisis," kata Marta Lorimer, peneliti di London School of Economics, Inggris.

"Ada kelompok ekstrem kanan yang melihat Israel sebagai pos terdepan demokrasi Barat di Timur Tengah dan sebabnya harus dilindungi. Namun ada partai-partai populis kanan yang dalam beberapa tahun terakhir bergerak ke arah antisemitisme," imbuhnya.

Berikut ringkasan sikap politik partai-partai populis kanan Eropa dalam konflik di Timur Tengah

Fighting antisemitism and Islamophobia in France

Jerman: Dorongan memotong dana bantuan bagi Palestina

Partai sayap kanan Alternative für Deutschland, AfD, sempat mendukung seruan penghentian bantuan pendanaan bagi Jalur Gaza, sebagai balasan terhadap serangan teror Hamas. Meski seruan serupa juga sempat digaungkan kader parpol lain, adalah AfD yang mengajukan proposal resmi di parlemen untuk menghentikan sumbangan dana kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, namun ditolak.

Atas aksinya itu, AfD dituduh oleh Partai Sosialdemokrat, SPD, ingin memanfaatkan teror Hamas untuk menghasut Islamofobia. seperti tertera dalam siaran pers Bundestag tanggal 18 Oktober lalu yang merinci penolakan terhadan proposal AfD.

Setelah gagalnya usulan penangguhan pendanaan awal Oktober lalu, Uni Eropa telah menambah dana kemanusiaan untuk Gaza.

Prancis: kampanye nasional bersihkan citra antisemitsme

Selama bertahun-tahun, Marine Le Pen berupaya mendorong partai anti-imigran, National Rally, agar menjadi partai arus utama. Dia ingin menjauh dari bayang-bayang ayahnya dan sekaligus pendiri partai Jean-Marie, yang dipenjara karena menghasut kebencian rasial dan ujaran antisemitsme.

Peneliti Marta Lorimer meyakini, konflik Timur Tengah ingin dimanfaatkan oleh Le Pen untuk "melakukan proses sanitasi," demi melepas citra antisemitisme yang selama ini menghambat dukungan elektoral.

Baru-baru ini, Le Pen menghadiri protes massal menentang antisemitisme di Paris, sesuatu yang menurut Lorimer membantu mantan calon presiden itu "menempatkan dirinya di barisan kehormatan" dan menarik simpati pemilih Yahudi Prancis – meskipun, kata Lorimer, "dengan tingkat keberhasilan yang terbatas."

How do Germans feel about the Israel-Hamas war?

Denmark: Retorika anti-imigran

Teror Hamas direspons Partai Rakyat Denmark dengan menggencarkan retorika anti-imigran yang diboncengi rasisme terhadap warga non-kulit putih. Salah seorang kadernya di Parlemen Eropa, Anders Vistisen, mencari legitimasi dengan menyebut diri sebagai "pejuang nilai-nilai Denmark."

"Serangan kekerasan, kebencian terhadap Yahudi, propaganda Islam dan perpecahan masyarakat. Inilah yang diciptakan imigrasi kaum muslim di Denmark," tulisnya di X (dulu: Twitter) pada 9 November lalu.

Julie Pascoet, pejabat Jaringan Eropa Melawan Rasisme, mengatakan kepada DW, retorika seperti itu tidak berdasar dan diskriminatif.

"Argumen yang mengatakan bahwa warga muslim dan migran adalah masalah di Eropa sama sekali tidak berdasar. Mereka datang ke Eropa untuk alasan yang berbeda-berbeda. Mereka tinggal di Eropa, mereka berkontribusi pada masyarakat dan perekonomian,” katanya.

Pascoet mengatakan ketegangan baru-baru ini di seluruh Eropa dieksploitasi oleh kelompok sayap kanan sebagai "kesempatan untuk menghasut kebencian terhadap kaum muslim atau warga berdarah Arab."

Italia: Teror Hamas sebagai deklarasi perang terhadap Barat

Partai Liga Italia tidak cuma ingin membatasi migrasi, tapi juga membina hubungan dekat dengan Israel. Ketua umumnya, Matteo Salvini, sempat memicu kritik pada tahun 2022 ketika berkampanye demi pemindahan kedutaan Italia di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Menurut posisi resmi Uni Eropa, Yerusalem Timur dianeksasi secara ilegal oleh Israel pada tahun 1980.

Antisemitism in Germany flares amid Israeli-Hamas war

Marco Zanni, ketua fraksi Liga Italia di Parlemen Eropa, giat menyuarakan solidaritas kepada Israel. Menurutnya, serangan Hamas telah melampaui konflik Timur Tengah. "Dengan agresi ini, milisi jihadis tidak cuma mendeklarasikan perang terhadap Israel, tetapi juga terhadap seluruh negara Barat."

Polandia: Pesan anti-Israel 'kaum patriotik'

Duta Besar Israel untuk Polandia, Yacob Livne, baru-baru ini mengkritik partai sayap kanan Konfederacja melalui platform media sosial X, karena mengunggah foto-foto yang berkesan mengadu domba Israel dan Polandia.

Unggahan itu antara lain mengemban pesan, "Hentikan Israelisasi kepentingan nasional Polandia," dan bahwa Hamas "berperang melawan tiga iblis, AS, Uni Eropa dan Israel," menurut Livne. "Saya tidak bisa berkata-kata," tulisnya.

Oleh Komisi Eropa, ujaran kebencian itu dibubuhi link menuju situs informasi antisemitisme, yang mengingatkan, betapa "narasi antisemitisme yang paling umum adalah klaim bahwa Yahudi mengendalikan pemerintahan, media atau bank untuk tujuan jahat,” demikian bunyi situs web tersebut.

rzn/hp