Bahas COVID-19, G20 Serukan Kerja Sama yang Lebih Baik
30 Juni 2021Para menteri luar negeri dari negara-negara paling berpengaruh di dunia menyerukan solusi internasional yang lebih baik untuk krisis global COVID-19, Selasa (29/06). Konferensi di kota Matera, Italia, adalah pertemuan tatap muka pertama sejak 2019.
Meskipun topik pandemi COVID-19 menjadi agenda utama, para menteri juga membahas darurat perubahan iklim global dan kekurangan pangan di Afrika.
Pembahasan krisis pandemi COVID-19
Para menteri G20 membahas berbagai upaya untuk mengoordinasikan tanggapan internasional terhadap keadaan darurat kesehatan. Mereka juga membahas cara-cara untuk memastikan akses vaksin yang adil dan merata di seluruh dunia.
"Pandemi telah menyoroti perlunya tanggapan internasional terhadap keadaan darurat yang melampaui batas-batas nasional," kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio dalam pertemuan itu.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa pandemi harus dilawan bersama, "karena kita masing-masing hanya akan aman ketika kita semua aman. Dan semua orang harus benar-benar memahami itu."
Maas juga mengkritik diplomasi vaksin Cina dan Rusia, dengan mengatakan bahwa ini bukan tentang keuntungan geopolitik jangka pendek, demikian laporan koresponden DW Alexandra von Nahmen.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan kembali pentingnya menghadirkan vaksin ke negara-negara miskin. "Untuk mengakhiri pandemi, kita harus mendapatkan lebih banyak vaksin ke lebih banyak tempat," katanya.
Saat KTT kesehatan dunia di Roma pada Mei lalu, negara-negara G20 sepakat menjalin kerja sama yang lebih kuat di semua bidang perawatan kesehatan agar lebih siap menghadapi krisis global di masa depan.
Mengapa krisis pangan di Afrika turut dibahas di G20?
Selain pandemi, para menteri berbicara mengenai topik lain mulai dari perubahan iklim dan perdagangan internasional hingga pencegahan kekurangan pangan di Afrika.
"G20 memiliki tugas untuk menopang Afrika bangkit dari masa sulit,” kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio.
"Kita harus melakukannya sedemikian rupa sehingga orang-orang di Afrika tidak lagi dipaksa untuk meninggalkan negara dan wilayah mereka, dan saya pikir tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pertempuran ini sendirian," katanya.
Pada penutupan pertemuan itu, Maio mengatakan anggota G20 siap menghadapi "komitmen bersama melawan kerawanan pangan" di seluruh dunia.
"Di luar perbedaan dan jarak di antara beberapa negara yang hadir di meja G20, kita semua sepakat tentang perubahan iklim, keberlanjutan, tentang isu-isu besar yang saat ini hanya dapat diselesaikan dengan kerja sama global,” pungkas Maio.
Isu-isu di Timur Tengah
Selain itu, diplomat top dari AS, Prancis, dan Arab Saudi bertemu untuk membahas Lebanon dan krisis yang semakin dalam.
Ketiga negara membahas "perlunya para pemimpin politik Lebanon untuk menunjukkan kepemimpinan nyata dengan menerapkan reformasi yang tertunda untuk menstabilkan ekonomi dan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan rakyat Lebanon," tulis Blinken di Twitter.
Lebanon tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi dengan baik sejak ledakan besar melanda Beirut yang menewaskan lebih dari 200 orang. Kekurangan bahan bakar dan penurunan nilai pound Lebanon telah menambah kesengsaraan negara itu.
Blinken juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan untuk berbicara tentang perang di Yaman dan hak asasi manusia, isu-isu yang presiden baru AS Joe Biden janjikan untuk ditangani ketika ia menjabat.
ha/ ppkp (AFP, Reuters, AP, dpa)