Bahaya Radio Aktif Akibat Kebakaran Hutan Rusia
7 Agustus 2010Ibukota Rusia Moskow kembali dipenuhi asap. Kadar karbon monoksida dilaporkan sedikitnya tiga kali lebih tinggi daripada biasanya. Demikian dikatakan pemerintah. Bau yang menusuk menyebabkan orang sulit bernapas. Selain itu, pandangan terbatas, dan kurang dari 100 meter. Di bandar udara internasional Domodedowo aktivitas Jumat pagi (06/08) menjadi sangat terhambat.
Akibat api yang terus berkobar di sekitar Moskow, departemen pertahanan mengosongkan gudang amunisi Kamis malam lalu (05/08). Amunisi untuk artileri dan roket sekarang sudah berada di lokasi yang aman, demikian dikatakan juru bicara departemen pertahanan.
Ancaman Baru
Daerah Brjansk sekarang berada dalam pengawasan khusus. Kawasan itu berada sekitar 400 km di barat daya Moskow, di dekat perbatasan dengan Ukraina dan Belarusia. Akibat bencana nuklir di Chernobyl tahun 1986, daerah itu tercemar. Sekarang, di tanah gambut dan hutan-hutan sekitarnya masih terdapat sejumlah besar partikel radio aktif.
Inilah yang membuat Menteri Perlindungan Bencana Sergey Shoygu khawatir. Ia mengatakan, "Jika kebakaran timbul, bukan hanya zat-zat berbahaya biasa yang akan tersebar di udara, melainkan juga partikel radio aktif tersebut. Itu dapat menyebabkan timbulnya zona pencemaran radio aktif baru."
Mengancam Negara Tetangga
Terutama akibat angin yang kencang, jangkauan partikel-partikel itu dapat semakin meluas. Angin kencang dan suhu di atas 40°C juga menyebabkan api semakin berkobar. Ribuan hektar hutan sekarang sudah dilanda api, terutama di daerah Dnipropetrovsk. Kantor berita Ukraina melaporkan, sebuah gudang amunisi juga terancam bahaya.
Dalam sebuah sidang dewan keamanan, Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menuntut diambilnya tindakan tegas. Ia menyerukan, "Kita harus menempatkan militer dan pasukan di dalam negeri, juga menutup hutan. Kita harus melarang orang berada di hutan. Latihan militer juga tidak boleh dilakukan!"
Harapan Tipis
Ukraina berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang dibuat Rusia. Selain keadaan cuaca yang tidak menguntungkan, pemerintah Rusia juga terlambat memberikan reaksi atas kebakaran. Jumat kemarin (06/08) pusat krisis Rusia menyebutkan perbaikan situasi.
Pemimpin pusat krisis tersebut, Vladimir Stepanov mengatakan Jumat pagi, "Situasi di Rusia stabil dalam 24 jam terakhir. Kesulitan paling besar masih di daerah Sarov serta di sekitar ibukota Moskow. Tetapi dengan penempatan petugas dalam jumlah besar, situasi dapat dikendalikan. Pemadaman sumber api masih dilanjutkan."
Di samping itu api juga berhasil dicegah penyebarannya, sehingga tidak melanda desa-desa dan rumah-rumah. Jumlah korban juga tidak bertambah. Tetapi ramalan cuaca tidak memberikan banyak harapan. Cuaca di hari-hari mendatang tetap panas serta kering, dan angin tetap kencang.
Christina Nagel / Marjory Linardy
Editor: Luky Setyarini