Bank Dunia: Kurangi Subsidi BBM
4 April 2012Laporan Bank Dunia menyebutkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai hingga tujuh persen atau lebih, apabila pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar. Pakar Ekonomi Bank Dunia, Subham Chaudhuri menuturkan, ”Masa depan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pembangunan tergantung dari bagaimana kemajuan berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pengeluaran.”
Dikatakan Chauduri lebih lanjut, “Efektivitas dalam pengeluaran di bidang infrastruktur dan pendidikan, seiring dengan langkah perbaikan dalam iklim bisnis berpotensial mendorong percepatan pertumbuhan rata-rata hingga tujuh persen atau lebih.”
Setelah aksi protes pecah di berbagai wilayah di tanah air akhir pekan lalu, DPR memblokade rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi hingga 33 persen per 1 April. Sebagai kompromi, DPR mengizinkan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar sebesar Rp.1500,- per liter hingga Rp.6000,- apabila harga minyak mentah mengalami perubahan hingga 15 persen dalam kurun waktu enam bulan.
Bank Dunia menyebutkan Indonesia menghabiskan sedikitnya 19 milyar dollar AS untuk subsidi bahan bakar pada tahun 2011, atau 2,2 persen dari produk domestik kotor GDP. Namun, 40 persen keuntungan langsung masuk ke 10 persen penduduk kelas atas. Di lain pihak, hanya 0,5 persen GDP yang dianggarkan untuk program sosial.
Meskipun angka rata-rata kemiskinan turun hingga 12,5 persen pada tahun 2011, dari angka 23,4 persen di tahun 1999, 25 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis mendekati kemiskinan dan sangat rentan. Bank Dunia mendefinisikan masyarakat yang hidup mendekati garis kemiskinan, adalah mereka yang berpenghasilan di bawah 30 dollar AS atau di bawah sekitar 280.000 rupiah per bulan.
dpa/AP/VLZ