Bao Xilai: Maoist yang Tersingkir dari Elit Cina
21 Agustus 2013Sehari sebelumnya, kepala polisi menghadap Bo Xilai, boss partai di kota besar Chongqing, dengan informasi yang kurang menyenangkan: bahwa ia memiliki bukti istri Bo telah membunuh seorang pengusaha Inggris di Cina.
Bo membalas dengan tamparan dan membuat kepala polisi itu lari meminta suaka kepada Amerika. Kasus ini menjadi awal mula skandal paling memalukan dalam sejarah Partai Komunis Cina selama beberapa tahun terakhir.
Kini bab terakhir saga itu terungkap: orkestrasi pengadilan semakin dekat, akan dibuka pada Kamis (21/08), di mana Bo, 64 tahun, didakwa korup dan menyalahgunakan kekuasaan.
Pengadilan Bo akan menutup segel kematian politik tokoh kharismatik yang pernah disebut tokoh masa depan itu. Ambisi politiknya yang telanjang bisa jadi telah membuatnya jatuh.
Politisi terkenal
Ia pernah masuk dalam kelompok 25 anggota Politbiro Cina, dan dianggap sebagai seorang penantang untuk memperebutkan tujuh kursi di Komite Tetap Politbiro yang sangat berkuasa. Hari ini, ia bukan lagi siapa-siapa, keluarganya sudah tak melihat Bo lagi sejak 18 bulan yang lalu.
”Ini benar-benar seperti berurusan dengan hantu. Laki-laki itu betul-betul telah dimusnahkan,“ kata Kerry Brown, seorang bekas diplomat Inggris sekaligus ahli Cina di Universitas Sydney.
Pemecatan Bo secara telanjang menunjukkan bagaimana ia dan para pejabat memerintah tanpa dibatasi hukum di Chongqing, kota berpenduduk 30 juta jiwa di mana gedung pencakar langit menjulang di wilayah pertemuan dua sungai. Skandal itu juga memecah persatuan di dalam partai komunis, memperlihatkan kubu-kubu di eselon tertinggi partai.
Bo meraih ketenaran dengan memimpin perang suci memberantas mafia dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan komunis bersama rakyat di Chongqing, serta menerapkan berbagai kebijakan populis yang membuatnya dicintai oleh rakyat miskin di wilayah tersebut. Tapi sikapnya yang haus publikasi, membuat marah para pemimpin yang cemas dengan bangkitnya kultus pribadi, kekacauan dan pertumpahan darah sebagaimana pernah terjadi di era Mao Zedong.
Bintang politik itu memulai kejatuhan politiknya pada Januari 2012 saat mencela pembantu dekatnya, kepala polisi Wang Lijun, dan kemudian menyingkirkannya dari jabatan penting.
Khawatir akan keselamatan diri, Wang menyelinap ke luar kota dengan mobil satu minggu kemudian dan terbang ke konsulat Amerika di wilayah tetangga Chengdu, untuk meminta suaka. Ia membawa tuduhan yang siap meledak: tentang pembunuhan yang dilakukan oleh istri Bo, serta upaya menutup-nutupi yang dilakukan oleh para pejabat tingkat tinggi.
Pembunuhan karena bisnis
Keluarga Bo suatu masa -- secara lahiriah -- adalah sebuah gambaran kesuksesan: politisi kharismatik dan istri yang setia, Gu Kilai, seorang pengacara bisnis yang meninggalkan pekerjaannya untuk membesarkan anak dan membantu karir suaminya. Mereka membangun jaringan politik, militer dan bisnis yang kuat, yang dibantu oleh silsilah mereka sebagai anak keturunan veteran revolusi.
Tapi beberapa tahun terakhir, kisah resmi mengatakan bahwa Gu cemas terkait persengketaan dengan Neil Heywood seorang pengusaha Inggris yang menuntut komisi jutaan dollar dari usaha properti bersama yang mereka jalankan, sambil mengancam nyawa putranya.
November 2011, Gu mengajak Heywood ke puncak bukit terpencil di Chongqing di mana ia membuat Heywood mabuk dan dengan bantuan orang dekatnya, menuangkan racun sianida ke mulut pengusaha Inggris tersebut. Kemudian ia menghubungi Wang, yang mengutus seorang pejabat polisi untuk menghilangkan bukti termasuk rekaman video hotel.
“Semua sudah menghilang dalam asap terbang ke surga,” kata kepala polisi itu kepada Gu setelah Heywood dinyatakan tewas akibat kebanyakan minum dan mayatnya dikremasi.
Simpan bukti
Tanpa sepengatahuan Gu, Wang merekam percapakan telepon di mana Gu mengaku telah melakukan kejahatan tersebut. Ia juga diam-diam menyimpan sejumlah sampel dari jantung Heywood serta berbagai bukti lainnya.
Kesaksian Wang inilah yang membawa Partai Komunis Cina ke dalam skandal paling memalukan dalam sejarah.
Bo awalnya berkeras bahwa berbagai tuduhan termasuk soal gaya hidup anaknya yang dianggap playboy sebagai upaya untuk “melempar kotoran kepada keluarganya”. Ia membela diri dan menyatakan bahwa satu-satunya yang ia khawatirkan adalah masalah melebarnya jurang antara orang kaya dan miskin.
14 Maret 2014, Perdana Menteri saat itu Wen Jiabao mengeritik Bo tanpa menyebut nama dalam sebuah pernyataan publik yang langka bahwa para pemimpin Chongqing “harus serius merefleksikan kasus Wang Lijun dan belajar dari sana.” Wen juga menyinggung reputasi Bo sebagai Maoist, mengatakan bahwa Cina harus waspada akan ancaman kemunduran ke masa-masa penuh kekerasan (era Mao-red).
Hari berikutnya Bo dipecat dari jabatan boss PKC Chongqing.
Pengadilan Bo diperkirakan bakal berlangsung singkat dengan keputusan yang telah bisa ditebak bahwa bekas politisi populer itu bersalah!
Sejarah Cina menunjukkan bahwa pembersihan politik lewat tuduhan korupsi atas seorang pejabat senior lebih banyak diputuskan di ruang-ruang negosiasi yang tak ada hubungannya dengan keadilan.
ab/hp (aafp,ap,rtr)