Beckenbauer: Pernyataan Blatter Tak Bisa Dipahami
16 Juli 2012Beckenbauer dan wakil presiden komite pelaksana Piala Dunia 2006, Fedor Radman mengatakan dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada hari Senin (16/07) bahwa mereka tidak bisa memahami pernyataan Blatter dan menyebut pernyataan itu salah.
Sebelumnya, ketika ditanya soal tuduhan korupsi seputar proses pemilihan tuan rumah piala dunia 2018 dan 2022, Blatter malah menyebut soal penunjukkan Jerman yang mengalahkan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2006 oleh komite eksekutif FIFA.
“Saya ingat pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2006, dimana seseorang meninggalkan ruangan di saat terakhir. Dan di sana ada 10 berbanding 9 yang mendukung Jerman bukan 10 berbanding 10. Saat itu saya senang karena tidak perlu mengambil keputusan, karena tiba-tiba seseorang bangkit dan pergi. Mungkin saya orang yang baik hati dan naif,” kata Blatter.
Jerman Bantah Tudingan Blatter
Wakil presiden komite pelaksana Piala Dunia 2006 Jerman Fedor Radman kepada koran Taggesspiegel mengatakan „Pernyataan Blatter itu salah. Kami menang dengan hasil akhir pemilihan 12 berbanding 11, bukan 10 berbanding 9. Kami bahkan kehilangan suara karena satu suara abstain dari Charles Dempsey. Dempsey telah berjanji kepada Federasi Sepakbola Jerman untuk memilih Inggris sebagai pilihan pertama dan kemudian Jerman sebagai pilihan kedua, jika Inggris tersingkir.”
Kepada Koran Bild Beckenbauer mengatakan “Saya tidak bisa memahami pernyataan dan keyakinan yang disampaikan Sepp Blatter. Dia bahkan salah menyebut hasil pemilihan. 12 berbanding 11 bukan 10 berbanding 9. Faktor penentu adalah delapan negara Eropa yang semuanya mendukung kami.”
Misteri Suara Dempsey
Charles Dempsey yang meninggal tahun 2008 lalu, adalah orang Selandia Baru yang menjadi perwakilan Oceania dalam pemilihan. Ia dilaporkan telah diberi instruksi oleh konferderasi tempat ia berasal untuk mendukung Afrika Selatan sebagai tuan rumah.
Dempsey menyebut „alasan pribadi“ atas sikap abstain dan juga mengatakan adanya „tekanan yang tidak bisa ditoleransi“ sebelum proses pemilihan. Ia mengundurkan diri sebagai eksekutif FIFA dan dari konfederasi sepakbola Oceania setelah pemilihan sambil menyatakan dirinya tidak bersalah dalam kasus ini.
Pernyataan Blatter itu muncul setelah presiden Federasi Sepakbola Jerman DFB Wolfgang Niersback mengaku „terkejut“ soal skandal suap di tingkat atas FIFA yang melibatkan perusahaan pemasaran olahraga yang kini telah bangkrut Internasional Sport and Leisure ISL.
Kepala Liga Sepakbola Jerman Reinhard Rauball dalam pernyataannya meminta Blatter mundur terkait kasus ini. Diduga Blatter mengetahui adanya praktek suap menyuap di FIFA. Blatter sendiri mengaku mulai sadar adanya suap itu setelah ISL bangkrut pada tahun 2001.
ab/ dpa