Bencana Alam di Bangladesh
19 November 2007Di banyak wilayah pantai, akar-akar pohon tercabut, tiang-tiang listrik jatuh dan rumah-rumah hancur. Ingo Ritz dari organisasi bantuan ‘Netz e.V.’ yang saat ini sedang menjalankan proyek di Dhaka, melaporkan akibat lain angin topan Sidr ini
“Masalah yang lain adalah hancurnya panen. Sebenarnya padi baru saja matang, sebagian kecil sudah dipanen tetapi sebagian besar belum. Ini kelihatannya rusak semua di wilayah-wilayah pantai. Ini artinya, bahan pangan lokal akan sulit didapat bagi para penduduk dan secara keseluruhan harga beras di Bangladesh akan semakin naik.”
Wajah putus asa penduduk dapat dilihat ketika paket-paket bantuan datang. Penduduk selalu berkeliling di bawah helikopter yang melemparkan barang-barang bantuan tersebut. Di banyak wilayah helikopter ini tidak bisa mendarat karena banjir yang melanda daerah-daerah tersebut. Banyak orang di wilayah-wilayah bencana ini masih berjuang untuk bertahan hidup. Para penduduk yang kembali ke desa-desanya setelah dievakuasi tidak hanya menemukan rumah-rumahnya yang rusak atau bahkan hancur, banyak dari total 3 juta orang di wilayah-wilayah pantai di barat daya yang juga kehilangan kebutuhan mendasar mereka. Mereka tidak hanya kekurangan obat-obatan dan air bersih, tetapi juga pahan pangan. Demikian dilaporkan seorang pegawai pemerintah di Khulna
“Sementara ini penduduk sudah mulai kembali ke rumahnya. Tetapi persediaan bahn pangan mereka dihancurkan angin topan. Mereka sangat membutuhkan pertolongan. Kami melakukan sebisanya untuk memasok bahan pangan kering bagi mereka, tetapi kami juga memerlukan lebih banyak bahan pangan.”
Kementerian urusan pencegahan bencana alam melaporkan, angin topan Sidr mengakibatkan matinya 250.000 binatang ternak dan unggas. Selain itu angin topan ini juga menghancurkan lahan pertanian sebesar 300.000 hektar. Dilaporkan sekitar 50 sampai 95% panen hancur.
Pemerintah Bangladesh segera menyediakan lebih dari 5 juta dollar untuk pertolongan. Masyarakat internasional, antara lain dari Jerman dan Uni Eropa, memberikan bantuan sebesar 20 juta Dollar. Amerika Serikat mengirimkan bantuan sebesar 2 juta Dollar dan dua kapal angkatan lautnya yang membawa helikopter-helikopter untuk mengevakuasi korban. Organisasi Bulan Sabit Merah Bangladesh memohon kepada organisasi Palang Merah Internasional untuk memberikan bantuan sebesar 6 juta Dollar. Walaupun begitu, pengiriman bantuan tetap dirasakan sulit, demikian dilaporkan Jagan Chapagain dari Palang Merah Internasional
“Masalah utamanya selama ini adalah terputusnya hubungan telekomunikasi dan transportasi. Butuh waktu lama untuk mencapai daerah-daerah bencana. Dan kami masih belum dapat mencapai kebanyakan wilayah-wilayah pedalaman inilah yang memperlambat bantuan.”
Sekarang ini sebagian besar halangan di jalan sudah disingkirkan. Tetapi ketika para petugas penolong sampai ke wilayah-wilayah bencana lah kerusakannya secara keseluruhan baru akan terlihat lebih jelas. Ini dapat memakan waktu sekitar 2 minggu. Sekarang ini penduduk baru mulai melaporkan korban bencana di keluarga dan daerah sekitarnya.
“Saudara laki-laki dan perempuan saya, serta ayah saya duduk diatas tempat tidur ketika angin topannya datang. Ibu saya bersembunyi di bawah kasur. Saya ada di ruangan sebelah. Ketika sebuah pohon jatuh menimpa rumah, kami tidak dapat keluar lagi. Orang tua dan kakek saya meninggal.”
Sampai saat ini dilaporkan jumlah korban resmi sebesar 3.100 orang. Organisasi Bulan Sabit Merah di Bangladesh khawatir, jumlah ini dapat meningkat antara 5.000 sampai 10.000 orang. Diperkirakan 900.000 keluarga terkena dampak bencana angin topan ini. Namun demikian jumlah ini bukanlah jumlah yang luar biasa bagi negara berkepadatan tinggi tersebut. Kira-kira setiap dasawarsa angin topan melada Bangladesh dan menyebabkan bencana sekaliber ini atau bahkan lebih besar. Pada bencana angin topan tahun 1991, sekitar 140.000 orang tewas. Kali ini ada tindakan pencegahan bencana lebih baik, demikian dilaporkan pemerintah dan para petugas penolong. Lebih dari satu juta warga dapat diamankan sebelum datangnya angin topan.