Bencana Dorong Gencatan Senjata di Filipina
10 Desember 2012Kedua pihak yang bertikai di Filipina menyatakan, dengan gencatan senjata diharapkan tugas bantuan bagi para korban dapat lebih terfokus. Hingga kini, topan Bopha tercatat menewaskan 647 orang dan kerugian panen melebihi 200 juta dolar AS.
Di kawasan Davao Oriental, militer Filipina dikerahkan untuk memberikan bantuan, sementara sebagian kelompok pemberontak berkutat mengatasi dampak bencana. Topan Bopha yang merupakan badai terparah tahun ini di Filipina telah menghancurkan 3 kota pesisir dan membenamkan sebuah kota di propinsi Compostela Valley yang bertetangga.
Kelompok gerilyawan Tentara Rakyat Baru, NPA, aktif di kedua kawasan bencana yang berada di pulau Mindanao itu. Perlawanan terhadap kekuasaan pusat sudah berlangsung puluhan tahun di Filipina Selatan.
NPA adalah salah satu oposisi dan berhaluan kiri. Oktober lalu, pemerintah Filipina telah menandatangai kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak Muslim lainnya, yang juga aktif di kawasan itu.
Seorang komandan militer, Mayor-Jenderal Ariel Bernardo memerintahkan pasukan untuk membantu pembagian pangan kepada korban bencana dan turut membangun kembali komunitas masyarakat yang menjadi korban badai.
“Kami mendengar bahwa kaum pemberontak telah menyatakan gencatan senjata informal. Kami menyambutnya, karena dengan begitu kita semua bisa berkonsentrasi untuk membantu korban badai,” ungkap dia kepada kantor berita Reuters.
Seruan Untuk Membantu
Pemerintah Filipina dan Perserikatan Bangsa- Bangsa mengimbau agar organisasi kemanusiaan turun tangan dalam pemberian bantuan darurat. Sekitar 5,4 juta orang masih memerlukan bantuan makanan, air bersih, obat-obatan dan tempat tinggal.
Luiza Carvalho, dari badan bantuan kemanusiaan PBB, UNCHR mengatakan, semua bantuan akan langsung dilsalurkan ke kawasan yang mengalami dampak terburuk. “Saya terkejut melihat kerusakan yang terjadi di sini”, ungkapnya dalam konferensi pers di Davao City. PBB berusaha mengumpulkan 65 juta dollar bantuan.
Badan yang mengurusi bencana nasional menyatakan, bahwa jumlah korban tewas hingga Senin (10/12) mencapai sedikitnya 647 orang, hampir 800 dinyatakan hilang dan lebih dari 1000 orang terluka. Sekitar 100 orang nelayan diperkirakan hilang di lautan antara Mindanao dan Sulawesi.
Filipina megalami sekitar 20 topan setiap tahunnya, seringkali badai topan itu meluluh lantakkan kawasan. Setahun lalu topaun Washi menewaskan hampir 1,500 orang di Mindanao. Badai biasanya lebih sering terjadi di Filipina Utara.
EK/AS (afp/dpa/Reuters)