Bencana Membawa Pertumbuhan?
5 Juni 2013Cuma 0,1 persen angka pertumbuhan yang mampu dibukukan perekonomian Jerman pada kuartal pertama tahun ini. Harapan terbesar bertumpu pada kuartal selanjutnya - namun hujan dan banjir yang melanda, menenggelamkan optimisme terakhir. "Seperti permukaan air yang terus meningkat, begitu pula dengan masalah yang dihadapi perusahaan dan perekonomian," kata Alexander Schumann, Direktur Kamar Dagang Jerman (DIHK).
"Dampak kerugiannya berbeda-beda. Industri kosntruksi misalnya kerepotan menangani pesanan, tapi mereka tidak bisa bekerja lantaran banjir. Gastronomi dan sektor wisata paling menderita akibat cuaca buruk, pertanian terancam gagal panen, terutama gandum," ungkapnya.
Sejumlah perusahaan merugi akibat banjir. Seperti misalnya Krones AG yang menawarkan jasa instalasi pengisian air minum, terpaksa menutup dua pabriknya di Bayern lantaran para pegawai tidak bisa mencapai tempat kerja lantaran luapan air. Situasi serupa terjadi di timur Jerman, Zwickau. Di sana produsen otomotif Volkaswagen harus menghentikan produksi untuk sementara.
Angka kerugian
"Ketika siaga bencana diberlakukan, kami di pabrik langsung mengumpulkan semua pegawai," kata Gunter Sandmann, juru bicara Volkswagen Sachsen GmbH. "Karena infrastruktur lalulintas mengalami kerusakan, kami lantas bersiap menghadapi kelangkaan pasokan onderdil." Situasi serupa nyaris terjadi di kawasan industri kimia di Bitterfeld, namun berhasil dihindari berkat bantuan militer.
Sejauh ini belum ada yang menghitung seberapa besar beban kerugian yang ditanggung perekonomian Jerman. Jathrin Jarosch dari Asosiasi Asuransi Jerman merujuk pada kerugian yang diderita akibat banjir besar tahun 2002 silam, "Kerugian yang ditanggung akibat banjir besar terakhir berkisar 1,8 milyar Euro. Saat ini terlalu dini untuk membuat perkiraan kerugian yang akurat dan valid. Angka-angka ini kami dapatkan paling lambat akhir pekan depan."
Pertumbuhan usai bencana?
Sejumlah ekonom yakin, setiap bencana selalu menciptakan pertumbuhan. Karena apa yang rusak oleh banjir, harus diganti atau direparasi. Laporan semacam itu selalu muncul seusai bencana. Toko bahan bangunan yang saat ini masih mengeluhkan kelesuan penjualan, tidak lama lagi akan diserbu calon pembeli yang harus membenahi rumah dan pekarangannya.
Direktur Kamar Dagang Jerman, Alexander Schumann tidak begitu yakin akan teori tersebut. "Saat ini yang bisa kita hitung cuma kerugian," katanya. "banyak skenario yang bisa terjadi." Secara matematika, bencana tidak cuma memperlambat tetapi juga bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi, "Tapi apakah itu akan terjadi, saat ini belum bisa diprediksi," katanya.