Bentrokan Antar Pemeluk Kristen Koptik dan Muslim di Mesir
8 Mei 2011Sekitar 500 penganut Islam Salafiyah mendatangi sebuah gereja Koptik Santa Mina di daerah kumuh Imbaba di pinggiran Kairo menyusul kabar burung mengenai pasangan beda agama. Mereka menuntut jemaat gereja menyerahkan seorang perempuan yang diduga disandera di gereja tersebut. Seorang perempuan Kristen yang pindah agama untuk menikahi lelaki Muslim. Kaum Kristen membuat barikade di dalam dan sekitar gereja, sebelum konfrontasi pecah menjadi bentrokan.
Sejumlah saksi mengaku melihat orang-orang melempari bom molotov serta batu ke arah kerumunan warga Muslim dari atap gereja. Warga Muslim juga melempari gereja dengan bom molotov hingga membakar sebuah apartemen yang terletak di sebelah gereja. Tentara dan polisi melepaskan tembakan ke udara serta menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Namun aksi saling lempar batu terus berlangsung sepanjang malam di jalanan dekat gereja.
Warga Kristen mengkritik militer terlalu lambat bereaksi dan tidak berbuat apa-apa untuk melindungi mereka. Sebuah gereja lainnya, masih di daerah yang sama, yakni gereja Santa Maria juga menjadi target amukan massa. Gereja dibakar dan dirusak. Seorang jemaat gereja mengaku prihatin dan menuding perselisihan agama dimotori militer. Seorang warga Muslim yang juga saksi bentrokan, Essam Mohammed, memilih menyalahkan rezim Husni Mubarak. "Ini perbuatan rezim lama. Orang-orang yang terus berpegang kepada rezim lama ingin membalas dendam dan memprovokasi bentrokan. Menurut saya tidak ada orang, baik Kristen maupun Muslim, yang akan membakar gereja."
Kebenaran tudingan warga masih belum jelas. Ada laporan bahwa aksi umat Salafiyah ditunggangi oknum tidak bertanggung jawab. Rezim Mubarak pada masanya memang kerap menggunakan ketegangan agama untuk keuntungan pribadi. Sherief Hany dari organisasi pemuda gereja Koptik berkomentar : "Saat Mubarak berkuasa, kaum minoritas kerap diserang hanya karena Mubarak ingin tetap berkuasa. Ia bermain kotor. Karena kaum Koptik menyerang Muslim, begitu juga sebaliknya. Tidak ada yang menyerang dia dan memaksanya mundur."
Korban tewas terus bertambah. Televisi nasional Mesir terakhir melaporkan 12 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka. Diantara korban tewas adalah 4 warga Kristen dan 6 Muslim, sedangkan 2 jasad lainnya belum berhasil diidentifikasi. Sejumlah warga yang masih dirawat di rumah sakit bahkan memperlihatkan luka tembak.
Minggu pagi, militer menempatkan barisan tank dekat gereja dan memeriksa setiap warga yang lewat. Wilayah Imbaba diisolasi sementara. Militer Mesir mengumumkan lewat akun Facebook bahwa 190 orang yang terlibat dalam bentrokan akan diseret ke pengadilan militer.
Perdana Menteri Essam Sharaf menunda kunjungan ke negara-negara Teluk dan menggelar rapat darurat kabinet untuk membahas respon terhadap kekerasan. Gubernur provinsi Giza yang menjadi lokasi gereja mengatakan bahwa keluarga korban akan mendapat kompensasi. Sekitar 800 Dolar untuk keluarga korban tewas, dan sekitar 300 Dolar untuk korban yang terluka.
Konflik sektarian Sabtu (7/5) malam menjadi yang terparah sejak konflik serupa awal Maret lalu yang menewaskan 13 orang. Konflik saat itu dipicu pembakaran gereja. Konflik sektarian kerap terjadi di Mesir akibat isu pindah agama, konflik keluarga atau pembangunan gereja. Sekitar 10 persen warga Mesir adalah penganut Kristen.
Carissa Paramita/rtr/dpa/ap
Editor: Vidi Legowo-Zipperer