Berlinale 2019: Suara Perempuan dan Kaum Marjinal
Tokoh perempuan jadi sorotan di Festival Film Internasional "Berlinale" tahun ini. Sekitar 400 film dari seluruh dunia ditampilkan. Indonesia diwakili film "Aruna dan Lidahnya", saduran dari novel Laksmi Pamuntjak.
Aruna dan Lidahnya
Berlinale 2019 akan digelar 7 sampai 17 Februari di Berlin. Dari Indonesia ditampilkan film "Aruna dan Lidahnya" (2018), yang disadur dari roman Laksmi Pamuntjak (foto) dengan judul yang sama. Disutradarai oleh Edwin, dengan peran utama dimainkan oleh Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al Rashid dan Oka Antara. Naskah film ditulis Laksmi Pamuntjak dan Titien Wattimena.
Perempuan dalam sorotan
Yang jadi sorotan tahun ini: peran perempuan dalam pembuatan film - baik di depan maupun di belakang kamera. Pemenang Beruang Emas Kehormatan Berlinale 2019 sudah ditentukan: bintang besar sinema Eropa Charlotte Rampling - dalam foto di atas terlihat dalam film "Max mon amour" oleh Nagisa Ōshima (1986).
Film tentang masyarakat adat
Peserta Berlinale juga bisa menyaksikan film dari dunia yang jarang ditampilkan di layar perak dalam bagian program "NATIVe". 16 film panjang dan pendek dan film dokumenter dari wilayah Pasifik Selatan akan ditampilkan dan memberikan pandangan sekilas tentang kehidupan masyarakat adat di kawasan itu. Seperti film "Tanna" dari Australia-Ni-Vanuatu, yang menggambarkan perselisihan pernikahan lokal.
Film dokumenter tentang Aretha Franklin
Berlinale 2019 akan menampilkan pemutaran perdana film-film, salah satunya karya Sydney Grace yang luar biasa: "Amazing Grace." Film ini mendokumentasikan penampilan Aretha Franklin di sebuah gereja Baptis di Detroit pada tahun 1972, di mana album pemenang Grammy "Amazing Grace" direkam. Film berusia 40 tahun ini akan tampil tanpa editan di Berlin.
Film pembuka dari Denmark
Film pembuka Berlinale hari Kamis, 7 Februari, adalah "The Kindness of Strangers," besutan sutradara Denmark Lone Scherfig. Film ini dibuat di sebuah restoran Rusia di New York pada musim dingin dan merupakan representasi yang baik dari internasionalitas Berlinale dan fokusnya tahun ini: perempuan di dunia industri.
Para perempuan garda pelopor
Berlinale juga selalu mempromosikan film-film klasik yang direstorasi kembali, ditampilkan dalam program Berlinale Classics. Salah satu film klasik tahun ini adalah "The Wayward Girl" dari tahun 1959. Disutradarai oleh pembuat film Norwegia, Edith Carlmar, film ini menampilkan Liv Ullmann muda dalam peran utama pertamanya. (Teks: Jochen Kürten/hp/ap)