Biden-Sunak Sepakat Dukung Ukraina dan Melawan Cina
26 Oktober 2022
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri baru Inggris Rishi Sunak pada Selasa (25/10), sepakat untuk bekerja sama mendukung Ukraina dan melawan Cina, dikutip dari pernyataan pers Gedung Putih.
Keduanya berdiskusi selama beberapa jam untuk pertama kalinya setelah Sunak resmi menjadi perdana menteri ketiga Inggris tahun ini, mewarisi masalah krisis ekonomi setelah pengunduran diri dari PM Inggris sebelumnya, Liz Truss yang hanya menjabat selama 49 hari.
Kedua pemimpin itu juga menegaskan kembali "hubungan spesial" antara AS dan Inggris, serta mengatakan bahwa mereka sepakat bekerja sama dalam memajukan keamanan dan kemakmuran global, kata pers Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Para pemimpin sepakat tentang pentingnya bekerja sama untuk mendukung Ukraina dan meminta pertanggungjawaban Rusia atas agresinya," ungkap pers Gedung Putih menanggapi isu perang yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari silam.
Gedung Putih mengatakan bahwa Biden dan Sunak juga setuju untuk "mengatasi tantangan politik yang ditimbulkan oleh Cina", yang diidentifikasikan oleh Washington sebagai saingan geopolitik dan ekonomi utamanya di kancah dunia saat ini.
Downing Street sebelumnya juga telah merilis pernyataan melalui panggilan suara, dan mengatakan bahwa kedua pemimpin itu tengah "membahas sejauh mana kerja sama Inggris-AS, baik secara bilateral maupun di kawasan seperti Indo-Pasifik", serta masalah yang tengah kontroversial di Irlandia Utara.
PM Inggris berdarah Asia pertama
Sebelumnya pada hari Selasa (25/10), Biden telah memberikan ucapan selamat kepada Sunak melalui cuitan di akun Twitternya.
Pada hari Senin (24/10), Biden mengungkapkan bahwa penamaan perdana menteri berdarah Asia pertama di Inggris sebagai hal yang "cukup mencengangkan, sebuah tonggak terobosan baru."
Inggris telah menjadi sekutu penting Amerika Serikat di Eropa dalam mempersenjatai dan mendukung militer Ukraina, yang terus berjuang mengusir invasi militer Rusia.
kp/ha (AFP)