Bill Liddle: Saya Khawatir Golkar Semakin Kanan
7 Februari 2013R. William Liddle adalah Indonesianis asal Amerika yang dianggap berjasa melahirkan generasi baru political scientist Indonesia. Beberapa tahun terakhir ada istilah Mafia Ohio, untuk menyebut kelompok pengamat atau politisi murid Bill Liddle, begitu ia biasa dipanggil, yang dianggap “menguasai” panggung ide politik Indonesia.
Lewat murid Liddle, terutama Saiful Mujani, Indonesia kini mengenal dan semakin akrab dengan ilmu yang mendekati politik dengan cara membaca prilaku masyarakat melalui jajak pendapat. Sebuah metode yang banyak dipakai di negara demokrasi maju seperti Eropa terutama Amerika.
Dia masih aktif pulang pergi Ohio-Jakarta, bicara dengan murid-muridnya: mulai dari Rizal Mallarangeng yang kini menjabat Ketua DPP Golkar, Saiful Mujani dan Eep Saefulloh Fatah yang kini memiliki kantor konsultan politik terkenal, hingga Dodi Ambardi yang memimpin lembaga riset politik.
Itulah yang antara lain membuat analisis pak Bill tentang Indonesia tetap menarik: karena dia mendapatkan sumber-sumber informasi dari pengamat dan pelaku utama politik Indonesia, yang dulu adalah murid-muridnya di The Ohio State University.
Bill Liddle awal tahun 2013 ini meluncurkan buku terbaru “Memperbaiki Mutu Demokrasi di Indonesia: Sebuah Perdebatan“.
Deutsche Welle mewawancarai Bill Liddle di tengah gempa politik terkait dugaan korupsi yang kini membelit para elit Partai Keadilan Sejahtera yang akhirnya membuat Presiden PKS ditangkap dan terpental dari jabatannya.
Deutsche Welle
Menurut anda apakah PKS masih punya prospek dalam pemilu tahun depan?
Bill Liddle
Saya kira prospeknya kini jauh berkurang. Tapi pemilu masih lama. Kalau merujuk pada politik Amerika, enam bulan adalah masa yang sangat panjang. Jadi kita lihat saja apakah masyarakat Indonesia akan lupa atau tidak. Meski PKS lebih terpukul karena mereka selama ini punya reputasi sebagai partai bersih. Ramalan saya pasti suara PKS berkurang tahun depan.
Deutsche Welle
Bagaimana kecenderungan suara partai Islam setelah kasus PKS?
Bill Liddle
Saya melihat bahwa partai Islam cenderung menurun suaranya dari Pemilu ke Pemilu. Kalau kita bandingkan Pemilu demokratis Indonesia pertama tahun 1955, ada sekitar 40 persen suara yang didapat partai Islam Masyumi dan NU, yang saat itu berkampanye bahwa jika mereka berkuasa, maka Indonesia akan menjadi negara Islam. Tapi kini? Pemilu 2009 lalu jumlah total suara partai Islam hanya 15 persen. Akibat kasus terakhir, suara PKS mungkin akan ada yang pindah ke PPP, tapi sebagian saya kira akan lari ke Golkar.
Deutsche Welle
Apakah anda melihat partai tengah seperti Golkar kini cenderung semakin kanan untuk menarik dukungan kelompok yang dulu memilih partai Islam?
Bill Liddle
Ya saya khawatir begitu. Ada kecenderungan partai tengah seperti Golkar sekarang semakin ke kanan. Saya khawatir Golkar menjadi ke-Islam-Islam-an (secara aspirasi politik-red). Itu lebih berbahaya, karena menyangkut perlindungan terhadap warga negara. Saya melihat di masa depan, kemungkinan kelompok minoritas seperti Ahmadiyah dan Syiah akan semakin terancam. Itu mengkhawatirkan karena mereka tidak mendapat perlindungan dari polisi serta sistem politik. Saya lebih khawatir soal itu ketimbang kemungkinan radikaliasi kelompok Islamis seperti PKS atau HTI (Hizbut Thahrir Indonesia-red)
Deutsche Welle
Apakah kecenderungan Golkar yang semakin Islami itu semakin menguat?
Bill Liddle
Anda harus ingat sejarah, dulu Golkar lebih populer di daerah daripada di Jawa, dan jangan lupa suara santri lebih banyak di luar Jawa. Lalu ketika terjadi perpecahan di partai Golkar tahun 1999, kelompok non santri seperti Edi Sudrajat hengkang, angkat kaki dari Golkar. Akibatnya, yang tinggal adalah orang seperti Akbar Tandjung yang punya jaringan santri (Akbar Tandjung dikenal sebagai tokoh HMI-red). Jadi Golkar sejak 1999 sudah menjadi lebih Islami ketimbang sebelumnya. Sudah lama saya menyaksikan partai besar seperti Golkar dan juga Demokrat, memposisikan diri untuk menampung aspirasi umat Islam. Bahkan ada pemimpin Golkar yang bilang kepada saya: kami ingin dianggap ramah terhadap Islam. Misalnya dalam Undang-Undang Anti Pornografi, Golkar mendukung undang-undang itu, dengan tujuan agar suara umat Islam masuk ke mereka.