BRICS Gagal Bentuk Bank Baru
28 Maret 2013Setelah menggelar pembicaraan di kota pelabuhan Durban, para pemimpin Brazil, Rusia, India, Cina dan tuan rumah Afrika Selatan menyepakati prinsip-prinsip mendasar untuk bersama-sama membentuk sebuah badan pemberi pinjaman, namun mereka mengatakan bahwa pembicaraan lebih lanjut diperlukan untuk menuntaskan rencana tersebut.
“Kami puas bahwa pembentukan sebuah bank pembangunan baru adalah sesuatu yang layak,” kata tuan rumah Presiden Jacob Zuma, dalam sambutannya yang mengisyaratkan adanya sedikit kemajuan diluar kesepakatan yang telah dicapai di New Delhi setahun yang lalu.
“Kami telah memutuskan untuk memulai negosiasi resmi untuk mendirikan sebuah bank pembangunan yang dipimpin oleh BRICS,” kata dia menambahkan.
Gagal sepakati modal awal
Resminya, para pemimpin kelompok itu diharapkan akan mempertimbangkan pembentukan bank bersama. Afrika Selatan dan Negara-negara BRIC lain diharapkan menyepakati peluncuran modal dasar senilai 50 milyar dolar AS dalam KTT dua hari tersebut.
Bank yang banyak diperdebatkan itu dilihat sebagai sebuah jalan untuk memperkuat pengaruh di panggung dunia, melawan krisis ekonomi yang menyeret Eropa dan menalangi 4,5 trilyun dolar AS dana infrastruktur yang dibutuhkan BRICS selama lima tahun ke depan.
Alih-alih mengumpulkan 50 milyar dolar, para pemimpin BRICS hanya menyepakati kontribusi modal awal yang nilainya dianggap “substansial dan cukup agar bank itu bisa efektif”.
Poin kunci dalam persoalan bank ini menurut para pengamat adalah termasuk soal bagaimana proyek pembangunan yang dibiayai bank itu akan didistribusikan serta di mana bank itu akan berdiri.
Kekuatan perubahan?
Utusan Rusia untuk Afrika Mikhail Margelov mengatakan, negaranya mendorong sebuah pendekatan bertahap untuk pembentukan bank tersebut.
“Kami percaya dengan cara selangkah demi selangkah dalam menjalankan bisnis,“ kata dia,“kami lebih suka bicara mengenai berbagai proyek, dan lalu barulah kita bisa bicara tentang jumlah uang yang dibutuhkan.”
Meski BRICS gagal menandatangani perjanjian, para pemimpin bersikeras bahwa kelompok ini akan menjadi sebuah kekuatan perubahan.
Presiden Xi Jinping, menggarisbawahi semakin pentingnya bagi Cina untuk melekatkan diri dengan BRICS, dan karena itu menjadikan Durban sebagai tujuan pertamanya sebagai kepala Negara, meski dia mengakui bahwa kelompok Negara kekuatan ekonomi baru itu masih akan menempuh jalan panjang.
Kekuatan BRICS mencapai 25 persen dari output ekonomi global dan 40 persen dari populasi dunia.
AB/ HP (afp/dpa/ap)