1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Ingatkan AS Tidak Melewati 'Garis Merah' soal Taiwan

7 Maret 2023

Menteri Luar Negeri Cia Qin Gang menguraikan posisi Cina dalam konferensi pers pertamanya pada Selasa (07/03). Mulai dari masalah Taiwan, "balon mata-mata", hingga perang di Ukraina.

https://p.dw.com/p/4OKgD
Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang
Foto: Mark Schiefelbein/AP Photo/picture alliance

Dalam konferensi pers pertamanya sejak menjabat, Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang menguraikan sikap kebijakan luar negeri Cina, terutama berfokus pada Amerika Serikat (AS), Taiwan, Rusia, dan perang di Ukraina.

Ia berbicara di sela-sela acara tahunan Kongres Rakyat Nasional pada Selasa (07/03) di Beijing.

Qin ingatkan AS tentang Taiwan

Dalam kesempatan itu, Qin memperingatkan AS terkait pendekatannya atas Taiwan. Menurutnya, tidak ada negara lain yang berhak ikut campur dalam masalah tersebut.

Qin secara khusus menyebut masalah itu sebagai "garis merah” yang tidak boleh dilintasi oleh Washington.

Qin juga menambahkan bahwa Cina memiliki opsi untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mewujudkan "reunifikasi” dengan Taiwan.

Sebelumnya, kunjungan anggota parlemen AS ke Taiwan tahun lalu telah memicu kemarahan Beijing.

Qin singgung soal penembakan ‘balon mata-mata'

Qin juga membahas tentang semakin renggangnya hubungan Cina-AS. Ia mengatakan bahwa kebijakan AS terhadap Cina telah "menyimpang dari jalur yang rasional dan sehat.”

Ia menyinggung mengenai keputusan AS yang baru-baru ini menembak jatuh sebuah balon yang diduga sebagai balon mata-mata milik Cina. Menurutnya, tindakan AS itu telah menciptakan krisis diplomatik yang sejatinya bisa dihindari.

Jika Washington tidak mengubah arah kebijakannya, "pasti akan ada konflik dan konfrontasi,” kata Qin.

"Tangan tak terlihat” di Ukraina

Terkait perang di Ukraina, Qin mengklaim ada beberapa negara yang memiliki agenda tersembunyi di balik konflik tersebut.

"Sebuah tangan tak terlihat telah menggunakan krisis Ukraina untuk memenuhi agenda geopolitik tertentu,” katanya.

Menurut Qin, Cina percaya bahwa setiap pembicaraan damai harus menghormati "kekhawatiran tentang keamanan dari semua pihak.”

Ia juga tampaknya mendesak negara-negara untuk melonggarkan sanksi atas Rusia, dengan mengatakan bahwa "sanksi dan tekanan tidak akan menyelesaikan masalah.”

Sejak perang di Ukraina pecah, Cina belum pernah mengecam langkah Rusia yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Jerman dan negara-negara Barat lainnya semakin khawatir bahwa Cina berpotensi mengirim senjata dan amunisi ke Rusia.

gtp/yf (AFP, Reuters)