Dari Mana Asalnya Senjata Teroris Eropa?
8 Desember 2015Jejak maut dari senjata api yang digunakan dalam hampir semua aksi teror di Eropa mengarah ke Balkan. Kawasan yang tahun 1990-an dilanda perang saudara dan kini jadi rute utama para pengungsi Suriah, Irak dan Afghanistan menuju ke Eropa barat. Pecahnya Yugoslavia dengan dampak pecahnya perang saudara di kawasan Balkan itu, menyisakan jutaan senjata api ilegal yang kini membanjiri pasar gelap Eropa.
Serbia, Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Kosovo dan Albania ibaratnya gudang sejaligus pasar murah bagi senapan mesin atau senjata api ringan ilegal buat gerombolan kriminal maupun teroris. Kementrian dalam negeri Serbia di Beograd baru-baru ini melaporkan data yang amat mencemaskan. Di negeri ini, beredar hingga 900.000 senjata api ilegal sisa perang saudara tahun 90-an. Laporan PBB tahun 2014 juga mengungkap tingginya jumlah senpi ilegal di Kosovo. Kawasan kecil bekas Yugoslavia yang berpenduduk 2 juta orang itu tercatat memiliki lebih 450.000 pucuk senjata api ilegal. Sementara laporan organiasi PB untuk monitoring dan kontrol senjata api di Eropa timur dan Eropa tenggara SEESAC menyebutkan, di Bosnia-Herzegovian terdapat sekitar 750.000 senjata api ilegal.
Dijual murah
Hampir semua warga di negara-negara Balkan memiliki satu atau lebih senjata api sisa perang saudara ini. Banyak yang tetap mempertahankannya untuk jaga-jaga. Tapi tekanan krisis ekonomi juga memicu penjualan besar-besaran senpi illegal ini. Eropa kini ibaratnya dibanjiri senjata api murah dari negara-negara pecahan Yugoslavia. "Negara-negara di Kawasan Balkan amat labil dan potensi risiko jadi pemasok senjata bagi teroris juga amat besar" , kata Burim Ramadani dari Institute for European Studies di Pristina.
Riset yang dilakukan sejumlah organisasi dan institut menunjukkan fakta amat mencemaskan. Di pasaran gelap di Balkan, orang dengan mudah bisa membeli sepucuk senapa mesin ringan Kalashnikov yabng dibanderol dengan harga sekitar 300 sampai 500 Euro. Di Eropa barat, para penyelundup senja menjualnya lagi dengan kisaran harga 2000 Euro per pucuk Kalashnikov.
Riset dari Flemish Peace Institute di Brussel, Balgia yang melacak keberadaan senpi illegal di Belgia yang juga jatuh ke tangan teroris menyimpulkan, sebagian besar senjata diselundupkan dari negara-negara Balkan. Periset Niels Duquet menyebutkan, secara keseluruhan ini merupakan masalah bagi Eropa. Yang juga sangat mencemaskan, tidak ada data akurat menyangkut berapa banyak senpi ilegal itu yang berhasil diselundupkan ke Eropa barat dan jatuh ke tangan kelompok teroris atau para bandit.