Daya Tarik Jerman bagi Wisatawan
8 Maret 2013Badan statistik Jerman tahun 2012 mencatat 407,4 juta hunian kamar hotel atau okupansi di Jerman. Rekor ini terutama karena kunjungan wisatawan asing. Untuk pertama kalinya sekitar 68,8 juta hunian kamar hotel berasal dari turis internasional yang amat menyukai wisata ke kota-kota di Jerman.
Menurut badan monitor kualitas pariwisata Jerman, sekitar 41 persen tamu luar negeri datang untuk melihat obyek wisata yang tersebar di seluruh Jerman. Yang terutama banyak dikunjungi adalah obyek yang terdapat di Berlin.
Ibukota Jerman itu punya tiga obyek wisata paling digemari. Masing-masing Gerbang Brandenburger (Brandenburger Tor), Museuminsel (Pulau Museum) dengan koleksi benda-benda bersejarahnya dan istana-istana raja serta dan taman-taman di Berlin dan Potsdam.
Sebagai alasan kunjungan di posisi dua, turis asing tertarik kondisi dan pemandangan alam di negara bagian Bayern. Pimpinan arsip sejarah pariwisata Universitas Teknik Berlin Prof. Dr Hasso Spode melihat daya tarik lain negara bagian Bayern bagi para turis.
"Kawasan ini menentukan bagi banyak warga asing, yang semakin jauh jarak mereka dari Jerman, sebagai gambaran baku Jerman, dengan musik tiup dan Oktoberfest. Itu merupakan tren wisata tradisional abad ke-19."
Juga kota Heidelberg, Rotenburg ob der Tauber atau Istana Neuschwanstein termasuk tren wisata semacam ini. "Tren wisata baru adalah Berlin, Hamburg, München. Apalagi Berlin amat menarik bagi warga muda sebagai tempat kehidupan budaya,“ kata Prof. Spode.
Laut Utara dan Baltik Jerman juga mengundang tamu-tamu untuk berlibur. Tapi di sini terutama warga Jerman sendiri yang menentukan tingginya jumlah pengunjung. Dari 338,6 juta pengunjung tahun lalu, lebih dari 80 persen tingkat hunian kamar hotel merupakan kontribusi turis domestik.
Belanja di Jerman sebagai Tren Wisata
Tren lainnya yang menandai pariwisata Jerman adalah wisata belanja. Data menunjukkan 11 persen turis asing melihat tawaran belanja sebagai faktor yang penting. Seringnya para turis dari Cina yang memandang Eropa sebagai simbol status.
Kebanyakan pelancong ke Jerman masih berasal dari Belanda dan Amerika Serikat. Tapi Cina yang sejak 2012 menjadi juara berlibur baru di dunia, juga mulai menyusul. Turis dari negara BRIC lainnya seperti Brasil, Rusia dan India serta turis dari Eropa Timur dan Eropa Tenggara yang berlibur ke Jerman juga semakin meningkat. Satu tahun setelah bencana Fukushima, turis Jepang mulai kembali tampak berkunjung ke Jerman.
Terlepas dari perkembangan tren dan kampanye pemasaran, pariwisata di abad ke-21 tidak berubah secara mendasar, demikian pendapat pakar sejarah pariwisata Spode. Hanya kini pencarian tempat yang istimewa untuk berlibur, bagi para wisatawan berlangsung secara global.