Bitcoin: Cara Cepat Jadi Miliarder Dengan Uang Digital?
19 Desember 2017Ada yang menyebutnya "emas 2.0", yang lain menyebutnya "mata uang crypto”. Dari banyak mata uang digital, yang paling bernilai dan jadi bahan pembicaraan saat ini adalah Bitcoin. Jangan mencarinya dalam bentuk koin atau uang kertas, karena mata uang ini hanya ada dalam bentuk kode-kode digital.
Sebagai mata uang, Bitcoin memenuhi fungsi sebagai alat pembayar. Sekarang makin banyak perusahaan dan penjual barang yang beroperasi di internet menerima pembayaran dengan mata uang ini. Namun fungsi utamanya saat ini adalah sebagai alat investasi dan spekulasi.
Bayangkan saja, awal tahun ini nilai tukar Bitcoin sekitar 700 dolar Amerika Serikat. Tanggal 7 Desember 2017, nilainya sudah mencapai 16.000 dolar, atau lebih 200 juta rupiah. Artinya, kalau Anda memiliki 10 Bitcoin pada awal tahun dengan modal 7 ribu dolar, sekarang uang Anda sudah berlipat ganda menjadi 160 ribu dolar. Lompatan keuntungan yang tidak bakal Anda dapatkan pada instrumen spekulasi lain, kecuali Anda menang lotere.
Apa "keuntungan" Bitcoin?
Bitcoin adalah kreasi inovatif dari era digital di bidang keuangan. Yang membuatnya populer adalah kemudahan bertransaksi. Siapa saja yang memiliki komputer atau punya akses ke internet bisa membeli dan menjual mata uang ini.
Keuntungan berikutnya, transaksi Anda tidak dilakukan lewat bank atau makelar yang menuntut komisi ini itu. Bitcoin praktis bisa ditransfer secara langsung dari satu kantong digital ke kantong digital yang lain. Untuk membeli Bitcoin, Anda tidak perlu menjadi klien di suatu bank. Anda juga tidak perlu membuktikan identitas Anda atau menyetor fotokopi KTP atau paspor. Kemudahan inlah yang membuat Bitcoin menjadi cepat populer.
Selain itu, sirkulasi Bitcoin adalah sirkulasi transparan. Ini berbeda dengan sirkulasi mata uang lain yang hanya diketahui oleh bank-bank sentral atau pegawai-pegawai bank swasta yang memiliki otorisasi. Dalam hal Bitcoin, setiap pemilik mata uang bisa setiap saat mengetahui berapa jumlah Bitcoin yang beredar dan berapa Bitcoin yang dimiliki setiap pihak. Yang tidak diketahui adalah identitas pemilik mata uang itu.
Tidak hanya itu: mata uang seperti Rupiah atau Dolar dikendalikan oleh bank sentralnya. Bank sentral jugalah yang menentukan, apakah akan mencetak lebih banyak mata uang atau tidak. Sedangkan Bitcoin tidak dikendalikan oleh seseorang atau satu otorita. Jumlah mata uang Bitcoin hanya dikendalikan oleh softwarenya.
Apa resikonya?
Karena Bitcoin tidak mengenal sistem identifikasi pemilik atau rekening digital, para ahli memang sering berbeda pendapat. Ada yang memujinya sebagai mata uang alternatif dengan sistem "transparan" dan "demokratis", yang lain melihat Bitcoin sebagai alat spekulasi yang hanya mengundang para penjahat dan penipu digital. Investor legendaris AS Warren Buffet misalnya, menanggap Bitcoin "hanya sebuah fatamorgana” dan menyarankan orang agar tidak menyentuhnya.
Di lain pihak, di AS Bitcoin mulai sekarang sudah diijinkan masuk ke bursa saham, misalnya di bursa bergengsi Chicago Mercantile Exchange (MCE). Beberapa negara juga diberitakan terlibat aktif dalam transaksi Bitcoin, sementara beberapa negara lain melarangnya.
Yang pasti, sebagaimana mata uang lainnya, nilai Bitcoin sangat bergantung pada permintaan dan penawaran. Karena jumlah Bitcoin dibatasi oleh software, maka sisi permintaan menjadi penggerak utama.
Tapi karena mata uang seperti Dolar dan Rupiah dikendalikan oleh bank sentral, maka jika nilai tukarnya jatuh, masih ada kemungkinan intervensi politik. Bank sentral bisa mematok nilai tukar pada tingkat tertentu, atau mencetak lebih banyak uang. Hal ini tidak akan terjadi pada Bitcoin. Jika sekali waktu semua pemilik Bitcoin menganggap mata uang itu tidak berharga lagi dan ramai-ramai menjualnya, harganya bisa seketika jatuh mendekati nol. Satu-satunya yang menentukan nilai Bitcoin adalah kepercayaan para konsumennya.
Penuh misteri
Yang juga masih penuh misteri adalah siapa pencipta Bitcoin. Mata uang digital ini muncul tahun 2009 dengan menggunakan program komputer yang disebut Blockchain-Software. Program ini merekam setiap gerakan Bitcoin dan langsung menghitung nilai tukar aktualnya. Bitcoin disimpan dalam dompet digital dengan sistem pengamanan tertinggi.
Hingga kini, yang dianggap pencipta Bitcoin adalah Satoshi Nakamoto. Masih belum jelas, apakah dia memang seseorang, atau sekelompok orang, atau sebuah organisasi. Melalui software yang dibuat, jumlah peredaran Bitcoin sudah ditetapkan lewat algoritma.
Hingga kini beredar sekitar 17 juta Bitcoin. Hingga tahun 2124, jumlah ini diperkirakan mencapai 21 juta Bitcoin. Sudah banyak upaya untuk menerobos sistem pengamanan Bitcoin untuk mencurinya. Beberapa upaya berhasil menerobos pengamanan para pedagang Bitcoin dan mentransfernya ke rekening lain. Bagaimanapun, hingga saat ini belum ada yang bisa memecahkan sistem software dan algoritma Bitcoin.