211211 Gewalt gegen Frauen Ägypten
21 Desember 2011"Dewan Militer minta maaf kepada kaum perempuan Mesir". Begitu kepala berita harian "Al Ahbar" Rabu pagi, dicetak dalam warna merah. Juga di media Mesir lainnya, pernyataan jajaran jenderal no 91 menjadi berita utama.
Kutipannya begini: "Dewan Tertinggi Militer menyampaikan kepada para perempuan Mesir penyesalannya yang mendalam atas serangan yang terjadi pada aksi protes terakhir di depan gedung parlemen dan kantor kabinet"
Selanjutnya disampaikan, Dewan Militer menghormati para perempuan Mesir. Perempuan memiliki hak untuk berdemonstrasi dan berpartisipasi secara positif dalam kehidupan politik. Para pelaku kekerasan terhadap para demonstran perempuan akan digiring ke pengadilan.
Di sebuah kios majalah di kawasan Zamalek di Kairo, sejumlah perempuan berdiri dan membaca pernyataan para lelaki yang berkuasa itu. Seorang mahasiswi dan karyawati bank tak menutupi kemarahannya.
"Ini tidak cukup, apa artinya sekedar permintaan maaf setelah kejadian itu. Hal seperti itu tidak pernah terjadi di Mesir sebelumnya, untuk pertama kalinya kaum perempuan diserang secara brutal. Cukup, saya ingin agar Mesir memiliki pemerintahan sipil,“ begitu tukas sang mahasiswi.
Karyawati perbankan itupun menandaskan, "Kehormatan perempuan telah dicemar. Permintaan maaf adalah tuntutan minimal kami"
Pekan ini ribuan perempuan melakukan aksi protes terhadap kekerasan yang berlangsung selama demonstrasi akhir pekan lalu. Mereka didukung kaum lelaki yang berjalan di sisi luar barisan perempuan itu, untuk berjaga-jaga.
Ghada Kamal, seorang apoteker berusia 28 tahun, adalah salah seorang yang mengalami serangan brutal tentara akhir pekan lalu. Dalam sebuah wawancara telefon ia menceritakan pengalamannya.
"Saya berusaha menyelamatkan seorang perempuan lain dari tentara. Tapi lalu, tentara-tentara itu memukuli kepala saya pakai kayu, sampai kepala penuh luka dan darah. Mereka mencengkeram rambut saya dan menyeret saya. Sepatu-sepatu bot mereka menendangi dada dan muka saya."
Melanjutkan kesaksiannya, ia tuturkan bagaimana ia dibawa ke gedung parlemen. Di sana seorang perwira berkata, bahwa hari itu Ghada Kamal adalah miliknya dan si perwira akan membuat pesta untuk menunjukkan betapa dia seorang lelaki.
Ghada Kamal, "Untung saja seorang dokter muncul dan membawa saya pergi. Tapi perwira itu masih berteriak, bahwa di luarpun ia bisa membunuh saya."
Para demonstran perempuan disasar secara khusus oleh pasukan tentara akhir pekan lalu. Banyak rekaman video yang membuktikannya. Satu kasus betul-betul membuat berang kalangan muslim konservatif Mesir.
Dalam video terlihat, bagaimana seorang perempuan yang sudah hampir ditelanjangi tergeletak di tanah, sementara tentara-tentara yang mengerubunginya masih terus memukuli. Seorang tentara terlihat menendangnya keras di bagian dada, yang hanya tertutup BH.
Seperti kebanyakan perempuan Mesir lainnya, Ghada Kamal menegaskan, permintaan maaf tak berarti banyak setelah tindakan sebrutal itu.
Cornelia Wegerhoff / Edith Koesoemawiria
Editor: Marjory Linardy