1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SejarahJerman

Studi: Di Jerman Ada Lebih dari 14.000 Penyintas Holocaust

26 Januari 2024

Saat ini masih ada hampir seperempat juta orang yang selamat dari Holocaust dan masih hidup. Sebagian besar dari mereka hidup di Israel, tapi ada sekitar 14.200 orang yang memutuskan tinggal di Jerman.

https://p.dw.com/p/4bfia
Margot Friedländer, penyintas Holocaust yang tinggal di Jerman
Margot Friedländer, penyintas Holocaust yang tinggal di Jerman berusia 102 tahunFoto: Britta Pedersen/dpa/picture alliance

Saat ini ada sekitar 245.000 penyintas Holocaust yang masih hidup dan selamat dari pembantaian dan penganiayaan Nazi Jerman antara tahun 1941 dan 1945, menurut hasil studi yang dirilis hari Selasa (23/1).

Studi itu dilakukan oleh organisasi Jewish Claims Conference. Menurut laporan itu, usia rata-rata penyintas sekarang adalah 86 tahun. Sekitar 95% dari mereka diklasifikasikan sebagai "anak-anak yang selamat", dan rata-rata baru berusia tujuh tahun ketika Perang Dunia Kedua berakhir.

Studi ini dirilis menjelang Hari Peringatan Holocaust Internasional pada tanggal 27 Januari.

Menurut penelitian tersebut, penyintas Holocaust tinggal di sekitar 90 negara di seluruh dunia. Sebanyak 18% berada di Eropa Barat, dan setengahnya berada di Perancis. Lalu, 18 persen ada di Amerika Utara, sedangkan 12 persen ada di negara-negara bekas Uni Soviet. Sekitar 119.000 penyintas, atau 49%-nya, tinggal di Israel.

Thousands march in Berlin against antisemitism

Lebih 14 ribu Penyintas tinggal di Jerman

Studi itu menyebutkan, ada 14.200 orang penyintas Holocaust yang saat ini tetap memilih tinggal di Jerman, sekalipun itu adalah negara Nazi di masa lalu dan belakangan muncul lagi kecenderungan ekstrem kanan.

Menurut kepolisian Jerman, sejak serangan Hamas ke Israel 7 Oktober lalu yang memicu serangan balasan hebat Israel ke Gaza, di Jerman kejahatan berlatarbelakang antisemitisme meningkat dengan lebih 1200 kasus.

Fakta bahwa 5,8% penyintas Holocaust menetap di Jerman merupakan "tanda stabilitas demokrasi Jerman, yang harus kita pertahankan dan lestarikan," kata Rüdiger Mahlo, Jewish Claims Conference di Jerman.

Para penyintas "perlu perhatian dan perawatan”

Sebanyak 61% dari penyintas Holocaust adalah perempuan, dan 0,6% penyintas sudah berusia di atas 100 tahun.

Presiden Jewish Claims Conference, Gideon Taylor, menyatakan bahwa "sebagian besar penyintas telah mencapai periode kehidupan, di mana mereka membutuhkan lebih banyak dukungan dan perawatan."

Dia mengatakan, sudah waktunya "kita memberikan perhatian dua kali lipat kepada orang-orang ini, yang jumlahnya menurun drastis. Karena mereka sekarang lebih membutuhkan kita dibandingkan sebelumnya.”

Greg Schneider, Wakil presiden Jewish Claims Conference, mengatakan bahwa "penting untuk melihat melampaui angka-angka, untuk melihat individu-individu yang diwakilinya."

"Mereka adalah orang-orang Yahudi yang dilahirkan di dunia yang ingin melihat mereka dibunuh. Mereka menanggung kekejaman Holocaust di masa muda dan dipaksa untuk membangun kembali seluruh kehidupan mereka dari abu kamp dan ghetto, yang telah menghancurkan keluarga dan komunitas mereka," katanya.

Jewish Claims Conference berkantor pusat di New York dan didirikan pada tahun 1951 untuk mengadvokasi kompensasi bagi para korban Holocaust.

hp/as (dpa, ap)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!