1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaTurki

Diaspora Turki di Jerman Kirim Bantuan buat Korban Gempa

8 Februari 2023

Lebih tiga juta warga berdarah Turki hidup di Jerman. Sebagian mengkhawatirkan kondisi keluarga di kampung halaman menyusul bencana gempa Bumi hebat di selatan Turki. Bantuan dari diaspora kini mulai mengalir.

https://p.dw.com/p/4NE9C
Pengumpulan barang bantuan untuk Turki di Jerman
Pengumpulan barang bantuan untuk Turki di JermanFoto: Markus Schreiber/AP Photo/picture alliance

Hinga pukul tiga sore, Yasin Kesginlikimiloglu masih sibuk memenuhi sejumlah mobil van dengan jaket, selimut atau makanan bayi, kisahnya kepada DW. Pria berusia 38 tahun itu hidup di Stuttgart, jauh dari keluarganya di Turki.

Bersama seratusan relawan lain, Yasin menginap di lapangan parkir sebuah pusat perbelanjaan. "Mereka yang punya sesuatu di rumah mengangkutnya dengan mobil ke sini,” kata dia.

Delapan mobil van akan segera bertolak ke Turki dari Stuttgart, imbuh Yasin. Bantuan juga diangkut dari kota lain di Jerman via jalan darat. "Bahkan jika kita terpaut jarak 4.000 kilometer, kita masih bisa berbuat sesuatu buat para korban gempa,” tuturmya.

Yasin tergolong beruntung karena tidak satupun anggota keluarga terdampak gempa bumi di selatan Turki. Tapi banyak kenalannya yang bernasib lebih sial, kata dia. 

Gökay Sofuoglu, kepala sebuah organisasi diaspora Turki di Jerman, mengatakan banyak warga di Jerman yang berusaha terbang ke Turki untuk membantu keluarganya. Namun jumlah penerbangan sangat terbatas.

Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah mengirimkan sebanyak mungkin bahan bantuan. "Korban membutuhkan bantuan medis, selimut dan kantung tidur,” kata dia.

Bantuan jangka panjang

Sofuoglu mengkhawatirkan, komitmen bantuan kemanusiaan akan surut seiring redupnya perhatian media internasional. Dia mengaku mulai berusaha menghimpun bantuan jangka panjang bagi korban "yang telah kehilangan segalanya.”

Gagasannya itu sudah pernah dilakukan setelah gempa bumi dahsyat di timur laut Turki pada 1999. Saat itu, dompet sumbangan yang dibentuk di Jerman mengalirkan uang bantuan setiap bulan untuk para korban di Turki.

Bagi para diaspora, prioritas terbesar adalah menemukan anggota keluarga yang hilang atau terpaksa mengungsi. Sebagian ikut mendesak perwakilan politiknya di parlemen Jerman Bundestag untuk bertindak.

"Banyak orang yang menelpon saya dan mengatakan anggota keluarganya hilang atau tertimbun reruntuhan bangunan,” kata Hakan Demir, anggota parlemen berlatarbelakang Turki.

"Bisa dipahami jika mereka bersikap histeris dan memohon Jerman, bahwa kami sebagai Bundestag dan pemerintha federal agar bertindak cepat.” 

Aliran bantuan pertama berangkat dengan bobot 20 ton, kata Demir. "Kami tentunya terus menjalin komunikasi erat dengan pemerintah dan komunitas Turki yang besar di sini dan punya saudara di sana,” imbuhnya.

Bagi relawan di Jerman, respons cepat bagi korban bencana digerakkan oleh rasa simpati atau alasan pribadi. Yasin Kesginlikimiloglu mengaku sebagian relawan di Stuttgart berasal dari diaspora Turki. Bersama, mereka sudah pernah ikut membantu penanggulangan bencana, seperti saat banjir hebat di barat Jerman pada 2021 silam atau ketika pengungsi Ukraina datang menghindari perang.

rzn/hp