Apa Yang Baru dari Angela Merkel?
14 Maret 2018"Ada banyak pekerjaan di depan kami," kata Angela Merkel hari Senin (12/3) dalam konferensi pers usai penandatanganan kontrak koalisi bersama mitra koalisinya, pimpinan CSU Horst Seehofer dan pejabat sementara Ketua Umum SPD, Olaf Scholz.
Tapi banyak pihak masih menanti, apakah ada yang baru pada masa kepemimpinan Angela Merkel yang ke-empat, kemungkinan besar masa jabatan terakhirnya. Karena dalam pemilu parlemen tahun lalu, partai Merkel CDU sebenarnya kehilangan banyak suara.
Salah satu faktor yang membuat Merkel demikian sukses hingga saat ini adalah gayanya yang tenang dan pragmatis. Namun setelah perolehan suara CDU terpuruk dalam pemilu lalu, ketenangan itu seakan berlalu. CDU hanya mampu meraih 33 persen, perolehan suara terburuk selama sejarah modern Jerman. Padahal CDU memasang target minimal 40 persen. Pukulan kedua bagi Angela Merkel adalah kegagalan membentuk koalisi „Jamaika" dengan dua partai kecil lain, Partai Hijau dan Liberaldemokrat FDP.
Jadi, apa yang baru sekarang?
Koalisi tiga partai saat ini (CDU/CSU, SPD) adalah lanjutan dari koalisi pemerintahan 8 tahun sebelumnya. Inilah periode ketiga „koalisi besar" memerintah. Maka banyak orang bertanya, apa yang baru dari pemerintahan ini? Pengalaman dua periode sebelumnya ditandai oleh kelesuan politik dan munculnya partai populis anti imigran AfD.
Kepada para wartawan yang hadir di Berlin, Angela Merkel menjelaskan agenda perubahan yang dia rencanakan. Antara lain pembentukan satu resor baru, yaitu resor „Heimat" (Tanah Air), yang akan berada di bawah Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, „dunia digital" dan urusan pendidikan dan pelatihan kerja akan menjadi fokus utama.
Kanselir Jerman itu juga menerangkan, semua pos di kabinet, kecuali Menteri Pertahanan yang tetap akan dijabat oleh ursula von der Leyen, akan diisi oleh orang-orang baru. Jadi koalisi memang masih terdiri dari partai-partai yang sama, tapi anggota kabinetnya terdiri dari orang-orang baru.
Konsesi malu-malu
Untuk bisa mencapai masa jabatan ke-empatnya, Angela Merkel harus kembali membujuk SPD agar mau melanjutkan koalisi besar. Untuk itu, dia harus melakukan konsesi.konsesi yang menyakitkan bagi partainya, CDU. Ketika Merkel menyerahkan pos Menteri Keuangan kepada SPD, banyak kritik lantang yan muncul dari partainya sendiri. Karena Kementerian Keuangan yang sangat penting dan berpengaruh secara tradisional adalah „milik CDU".
Untuk menenangkan suara-suara miring di partainya sendiri, Merkel harus membujuk salah satu pengeritik terkerasnya, tokoh konservatif muda Jens Spahn. Dia sempat disebut-sebut sebagai salah satu calon terkuat untuk memipin CDU setelah era Merkel.
Ketika ditanya wartawan mengapa tidak ada anggota kabinet CDU yang berasal dari Jerman Timur, Merkel hanya menjawab, sudah cukup kalau pemimpin pemerintahan berasal dari Jerman Timur.
Angela Merkel dikenal sebagai pemimpin politik yang cenderung bersikap pasif dan menunggu. Dia sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dan menghindari pidato-pidato dengan visi besar. Dia lebih senang mencari konsensus atau memaksakan otoritasnya dari belakang layar.