Diplomasi K-Pop Korsel Yang Meriah di Pyongyang
2 April 2018Delegasi musik Korea Selatan yang terdiri dari 120 musisi dan artis, termasuk penyanyi K-Pop Cho Yong Pil dan Seohyun, tampil di Pyongyang hari Minggu (1/4). Di antara penonton ada pimpinan Korea Utara Kim Jong Un dan istrinya Ri Sol Ju.
Kim Jong Un diberitakan memberi sambutan tepuk tangan saat menyaksikan pertunjukan para bintang panggung Korea Selatan. Inilah penampilan kelompok seni Korea Selatan yang pertama kali dalam 15 tahun terakhir, seiring mencairnya hubuingan diplomatik Utara-Selatan.
Di antara atraksi-atraksi panggung di gedung East Pyongyang Grand Theatre, tampil juga band K-pop tersohor Red Velvet, lima bintang pop Korea Selatan yang belakangan menghebohkan kancah pop Asia.
Konser panggung selama dua jam itu digambarkan banyak orang sebagai pesona budaya dari Korea Selatan yang berhasil. Hubungan kedua negara Korea mencair sejak Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korea Selatan, di mana Korea Utara Utara mengirim delegasi atlet dan tim penggembira di bawah pimpinan adik perempuan Kim.
Fan K-Pop Terbaru: Kim Jong Un
Acara hari Minggu diakhiri dengan tepuk tangan meriah, saat nomor final di mana semua bintang muncul di panggung untuk menyanyikan lagu tentang reunifikasi.
Kim Jong Un diberitakan datang ke belakang panggung, berjabat tangan dan mengambil foto dengan bintang-bintang dari Korea Selatan, dan menyerukan agar acara budaya antar-Korea lebih sering diadakan.
"Tolong beri tahu (Presiden Korea Selatan) Moon Jae-in betapa hebatnya acara seperti ini ... Saya bersyukur untuk hadiah (konser) ini bagi penduduk Pyongyang," kata Kim kepada seorang pejabat Korea Selatan yang ikut datang.
Terakhir kali Korea Selatan mengirim artis musik untuk tampil di utara adalah pada tahun 2005. Namun inilah untuk pertama kalinya acara semacam itu dihadiri pemimpin Korea Utara.
Kelompok artis Korea Selatan masih akan menggelar konser hari Selasa (4/4) disertai beberapa artis Korea Utara.
Musik K-Pop dan drama TV Korea Selatan yang diselundupkan ke Korea Selatan belakangan memang menjadi semakin populer, meskipun ada pembatasan ketat di negara itu terhadap "budaya asing yang tidak sah" yang dapat menyebabkan hukuman penjara.
hp/yf (afp, rtr, ap)