Dortmund Akan Buktikan Prestasi Eropa
17 September 2012"Dortmund," ujar presiden Bayern München, Uli Hoennes, "hanya pemain regional. Bayern pemain global." Pilihan kata "regional" dan bukan "nasional" mengindikasikan, bahwa ketenaran Dortmund hanya terbatas di negara bagian asalnya, Nordrhein Westfalen.
Komentar presiden Bayern München ini sebenarnya tidak seharusnya dilontarkan, karena Dortmund juga pernah menjadi juara Liga Champions tahun 1997 sebelum Bayern jadi juara tahun 2001. Juga pelecehan semacam itu pasti akan memompa semangat tim bersangkutan untuk meningkatkan kualitas permainannya.
Upaya perbaikan situasi
Mungkin komentar tersebut dipicu oleh gebrakan awal Bayern yang cemerlang di pembukaan musim kompetisi tahun ini. Klub ini telah menang tiga kali dari tiga pertandingan, dengan rata-rata empat gol. Bahkan dalam pertandingan Sabtu (15/09) melawan Mainz, tanpa Arjen Robben dan Franck Ribery yang cedera, serta Javier Martinez yang baru diturunkan di babak kedua, Bayern masih tampil meyakinkan.
Hoeness sepertinya menyesali komentarnya. Apalagi setelah direktur klub Dortmund Hans-Joachim Watzke mengatakan: "Saya selalu berbicara dengan rasa hormat yang paling tinggi atas pencapaian Bayern di dekade terakhir. Akan menyenangkan, jika ada rasa hormat yang sama dari Bayern atas pencapain Dortmund dalam beberapa tahun terakhir." Demikian komentar Watzke kepada harian Bild.
Hoeness kemudian menanggapi melalui Sky Sport News, Jumat (14/9). Ia mengatakan komentarnya sama sekali tidak bermaksud "mengecilkan kemampuan" Dortmund.
Dortmund temukan kembali ritmenya
Namun, "kerusakan" telah terjadi. Setelah tampil meragukan di awal musim, menang atas Bremen dan seri dengan Nürnberg, Dortmund menemukan kembali ritmenya dan menang telak atas Leverkusen, Sabtu (16/9). Pencetak gol terbanyak Dortmund musim lalu, Robert Lewandowski, berhasil mencetak gol pertamanya.
Kemenangan yang bisa memupuk kepercayaan diri, jelang pertarungan di "Group of Death" Liga Champions yang akan dimulai Selasa (18/9). Dalam laga di grup D, Dortmund mula-mula menjamu juara Liga Belanda Ajax Amsterdam. setelah itu, juara Inggris dan Spanyol, Manchester City dan Real Madrid sudah menanti.
Saatnya membuktikan diri
Ujian sesungguhnya bagi Dortmund segera dimulai. Apa yang dikatakan Hoeness tentang kelas "regional" tidak seluruhnya salah. Pada Liga Champions musim lalu, Dortmund memang tampak seperti klub "regional" , ditinjau dari kematangannya berlaga. Mereka gagal lolos dari grup yang jauh lebih mudah dari sekarang. Saat itu, Dortmund dipermalukan Marseille dengan skor 3-0. Dari enam pertandingan, Dortmund hanya menang satu kali, 1-0 dari klub tidak diunggulkan Olympiacos Piraeus.
Banyak pakar yang menyalahkan sikap naif Dortmund dalam pengaturan taktik. Ada juga yang mengatakan, Dortmund tidak bermain secara 'ekonomis'. Dalam kata lain, mereka begitu bersemangat, dan tidak mampu menyimpan tenaga, bermain lambat, dan mempertahankan bola. Para pemain muda terlalu senang memainkan bola.
Direktur olahraga Dortmund Michael Zorc menerima kedua kritik tersebut. Dalam wawancara dengan harian FAZ, Minggu (16/9), Zorc menambahkan, "Pertanyaannya adalah, bisakah menekan lawan kuat dengan tekanan yang sama seperti di liga nasional? Barcelona mampu melakukankannya di tingkatan berbeda. Kami harus melihat, apakah kami mampu melakukannya dengan Madrid dan Manchester."
Kader Dortmund terlalu tipis?
Pertanyaan lain yang muncul setelah kegagalan musim lalu, adalah apakah Dortmund punya tim yang cukup besar untuk bermain di tiga kompetisi, Piala Jerman, Liga Champions dan Bundesliga.
Hengkangnya Shinji Kagawa ke Manchester United diimbangi oleh performa Marco Reus yang semakin matang. Tapi tidak ada lagi pemain yang menonjol. Sementara Bayern memperkuat diri dengan pemain-pemain baru yang berkualitas, seperti Dante, Martinez dan Mario Mandzukic.
Zorc meresponnya. "Mario Götze tidak bermain selama setengah tahun. Kini ia telah pulih sepenuhnya. Kami berkembang sebagai tim. Kami lebih matang dari tahun lalu."
Dortmund selalu menegaskan kebersamaan mereka sebagai tim. Tetapi apakah ini akan cukup untuk membawa klub ini ke tingkat internasional, dan otomatis menepis lecehan presiden Bayern München, masih harus dibuktikan terlebih dahulu.