Dunia Kecam Keputusan Amerika Serikat Akui Yerusalem
7 Desember 2017Israel adalah satu-satunya negara yang menyambut keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang diumumkan secara resmi hari Rabu (6/11) di Washington:
"Keputusan Presiden (AS) merupakan langkah penting menuju perdamaian, karena tidak ada perdamaian yang tidak memasukkan Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel. Saya berbagi komitmen dengan Presiden Trump untuk memajukan perdamaian antara Israel dan semua tetangga kami, termasuk warga Palestina," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Namun Presiden Palestina Mahmoud Abbas menilai, langkah Trump dilakukan sengaja untuk merusak proses perdamaian Timur Tengah.
"Langkah-langkah tercela ini merupakan perusakan yang disengaja dari segala upaya perdamaian dan merupakan sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat telah menarik diri dari peran yang telah dimainkannya selama dekade terakhir dalam mensponsori proses perdamaian," kata Mahmoud Abbas.
Indonesia meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut, kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor hari Kamis (7/11).
"Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika serikat terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Jokowi. "Keputusan itu telah melanggar berbagai resolusi di PBB, di mana AS menjadi anggotanya, dan ini bisa menguncang stabilitas keamanan dunia," lanjutnya.
Para pemimpin dunia juga mengecam keras langkah AS.
Berikut beberapa reaksi internasional:
"Pemerintah Jerman tidak mendukung keputusan ini, karena status Yerusalem akan dinegosiasikan dalam kerangka solusi dua negara."
- Kanselir Jerman Angela Merkel
"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berharap bahwa pemerintah AS akan membatalkan tindakan ini, dan mendukung kemauan internasional untuk memungkinkan rakyat Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka yang sah."
- Juru bicara pemerintah Arab Saudi
"Aspirasi kedua belah pihak harus dipenuhi dan sebuah cara harus dipertimbangkan melalui negosiasi untuk menyelesaikan status Yerusalem sebagai ibukota masa depan kedua negara."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
"Keputusan sepihak seperti itu melanggar resolusi internasional dan tidak akan mengubah status hukum kota Yerusalem, karena berada di bawah pendudukan."
- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini
"Kami tidak setuju dengan keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel sebelum kesepakatan status akhir. Kami percaya bahwa ini tidak membantu dalam hal prospek perdamaian di wilayah ini."
- Perdana Menteri Inggris Theresa May
"Melakukan langkah seperti ini menjerumuskan dunia, terutama kawasan (Timur Tengah), ke dalam lingkaran api"
- Kementerian Luar Negeri Mesir
"Ini berbahaya dan mengancam kredibilitas Amerika Serikat sebagai sponsor proses perdamaian di wilayah ini."
- Presiden Lebanon Michel Aoun
"Semua tindakan sepihak yang bertujuan untuk menerapkan fakta baru di lapangan tidak berlaku lagi."
- Menteri Informasi dan Media Yordania Mohammad al-Momani
"Posisi yang sudah lama dianut di Kanada adalah bahwa status Yerusalem dapat diselesaikan hanya sebagai bagian dari penyelesaian menyeluruh sengketa Palestina-Israel."
- Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland
"Kami memohon rasa tanggung jawab semua aktor di Palestina dan di kawasan sehingga insiden dan kekerasan yang tidak ada manfaatnya dapat dihindari."
- Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano
hp/vlz (dpa,rtr,afp)