Ekonomi Global Terus Melemah Krisis Mengancam
11 Oktober 2014Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan negara-negara pemimpin ekonomi dunia untuk mengambil tindakan tepat secepatnya. Yakni menanam investasi lebih besar untuk mendongkrak ekonomi global yang pertumbuhannya semakin melemah.
Perjuangan melawan krisis keuangan global dalam enam tahun terakhir tidak menunjukkan sukses nyata. Negara-negara lokomotiv ekonomi dunia bahkan terancam krisis baru. Jerman terancam bahaya resesi. Konjungtur di Cina terus melambat. Dan Amerika Serikat makin kewalahan dan sulit memulihkan diri akibat lemahnya ekonomi global.
Direktur IMF Christine Lagarde menyerukan, agar pemerintah Jerman dan Amerika Serikat membuka koceknya, untuk menambah investasi di bidang infrastruktur. Seruan ini merupakan kebalikan dari rencana kerja IMF sebelumnya, yang memfokuskan pada tindakan pemerintah untuk pengetatan anggaran dan mengurangi utang luar negeri serta mendorong reformasi struktural untuk mendongkrak konjungtur.
"Pemerintah harus kembali menambah investasi untuk menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi". ujar Lagarde. Terkait krisis di zona mata uang Euro, direktur IMF itu mengingatkan, ada risiko serius kawasan kembali mengalami resesi.
Hambatan politik
Resep IMF sebelumnya, berupa tekanan untuk reformasi struktural dan liberalisasi perdagangan, untuk mendorong konjunktur global, terbukti secara politik amat sulit diterapkan. Kini tuntutannya, sektor publik harus membuka pundi-pundi uangnya. Sebuah langkah yang tidak bisa dilakukan sektor swasta dan perbankan.
Para pakar ekonomi menambahkan, negara di ambang adidaya ekonomi baru seperti India dan Brasil, memerlukan trilyunan Dolar untuk investasi di sektor infrastruktur. Namun hal itu akan mendongkrak pertumbuhan, yang saat ini terkendala jaringan jalan yang tidak efisien dan sistem pelabuhan yang buruk
"Kami memandang pada lemahnya konjuktur berkepanjangan. Untuk mengatasinya politik fiskal haru memainkan peranan," tandas wakil direktur IMF Naoyuki Shinohara. Ia menambahan, bahkan negara dengan beban utang amat besar, tetap punya ruang gerak untuk meminta pinjaman baru bagi proyek yang bermanfaat mendongkrak pertumbuhan.
as/vlz (rtr,afp,dpa, ap)