Ekonomi Mesir di Bawah Al-Sisi: Duit Tentara di Mana-Mana
Di bawah presiden Abdul Fattah al Sisi perekonomian Mesir didominasi perusahaan militer. Ragam proyek infrastruktur yang dicanangkan Kairo pun ikut menambah pundi uang para jendral, sementara kemiskinan kian meluas.
Proyek Mewah
Mesir sedang menghadapi kirisis utang. Rasio utang negeri di tepi sungai Nil itu saat ini mencapai 101% dari Produk Domestik Bruto. Tahun 2017 pemerintah di Kairo terpaksa mencadangkan 31% dari anggaran negara tahunan untuk membayar cicilan. Namun kondisi itu tak menyurutkan niat Presiden al-Sisi berfoya lewat proyek megah, seperti jembatan Rod al-Farag yang baru diresmikan Mei 2019 lalu
Raksasa Ekonomi Mesir
Di bawah al Sisi, militer Mesir memperluas pengaruh bisnisnya dengan menguasai sektor-sektor paling penting seperti konstruksi, manufaktur alat berat atau pengolahan pangan. Laporan investigatif Reuters mengungkap perusahaan-perusahaan milik militer mulai mendominasi perekonomian dan secara perlahan menggeser investor asing dan perusahaan swasta lokal.
Jejak Tentara di Ibukota
Keterlibatan perusahaan pelat hijau terlihat pada sejumlah proyek besar yang digulirkan Sisi, seperti pembangunan ibukota baru yang dimulai 2016 lalu. Kota ini didesain untuk menampung 6,5 juta penduduk di atas lahan seluas 170.000 hektar. Pemasok semen terbesar untuk proyek senilai 45 miliar Euro itu adalah El Arish Cement Co yang 51% sahamnya dikuasai tentara.
Ekonomi Jalan di Tempat
Giatnya perusahaan militer memaksa Badan Moneter Internasional (IMF) memberikan peringatan pada 2017, bahwa pertumbuhan lapangan kerja "bisa terhambat oleh keterlibatan entitas di bawah Kementerian Pertahanan." Tapi peringatan itu tidak diindahkan pemerintah di Kairo. Saat ini 32.5% penduduk Mesir hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal setahun sebelumnya penduduk miskin hanya berjumlah 27%.
Perluasan Suez
Sejak Musim Semi Arab 2011 lalu ratusan proyek infrastruktur di Mesir dibuat dengan keterlibatan Otoritas Zeni Angkatan Bersenjata, tulis Reuters. Termasuk proyek perluasan terusan Suez pada 2015 yang gagal menggandakan pemasukan pemerintah seperti yang dikumandangkan presiden. Sebagai catatan proyek ini bernilai 8,2 miliar USD atau lebih dari Rp. 100 triliun.
Percepatan Pembangunan
Serupa alasan Presiden Joko Widodo saat membangun jalur Transpapua, Al-Sisi berdalih keterlibatan kontraktor militer mempercepat pengerjaan proyek empat kali lipat dibanding swasta. Laporan investigasi Reuters mengungkap, saat ini tentara menguasai sekitar 3% dari PDB Mesir yang sebesar 336 miliar USD pada 2016, sesuai data Bank Dunia. Foto: pembangunan geraja Koptik terbaru di Kairo.
Keringanan Pajak
Pada 2016 silam perusahaan militer dan berbagai lembaga pertahanan lain dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap berbagai produk, antara lain mesin, perlengkapan konstruksi dan jasa. Ironisnya kebijakan tersebut termasuk dalam paket reformasi ekonomi yang dianjurkan IMF.
Gurita Raksasa Usaha Tentara
Seberapa besar gurita duit tentara, sulit diketahui secara pasti. Kepada The Defense Post, pengusaha Mesir Naquib Sawiris menyebut militer menguasai 40% perekonomian, sementara organisasi anti korupsi Transparency International memprediksi angkanya sebesar 60%. Klaim ini dibantah oleh al Sisi. (rzn/as - rtr, fp, aljazeera, thedefensepost, arabweekly)