Filipina Tunda Negosiasi Damai Dengan Pemberontak Komunis
20 Juli 2017Perundingan damai antara Filipina dan pemberontak Komunis di selatan terancam gagal setelah lima anggota pasukan pengaman presiden ditembak oleh sekelompok gerilayawan di Mindanao. Duterte sendiri dikabarkan tidak sedang berada di dalam konvoi kendaraan kepresidenan ketika insiden tersebut terjadi.
"Presiden memerintahkan untuk tidak melanjutkan perundingan damai kecuali pemberontak merah bersedia menghentikan serangan terhadap pasukan pemerintah di Mindanao," tulis Kantor Kepresidenan dalam pernyataan pers di Manila, Rabu (19/7).
Partai Komunis FIlipina (CPP) sejakbeberapa tahun melangsungkan perundingan damai dengan pemerintah. Ketegangan banyak berkurang sejak kemenangan Duterte yang mengaku berideologi sosialis pada pemilu silam. Sejak itu kedua pihak menyepakati gencatan senjata tanpa batas waktu.
Duterte kemudian membekukan perundingan damai Mei lalu setelah pemberontak Komunis menyerukan peningkatan serangan menyusul pemberlakuan status darurat militer di Mindanao.
Namun Selasa (18/7) ia memerintahkan negosiatornya untuk bertemu kelompok pemberontak di Eropa dalam sebuah pertemuan informal, klaim penasehat perdamaian Filipina Jesus Dureza kepada stasiun televisi ABS-CBN. Kini rencana tersebut dibatalkan. "Situasi yang diperlukan buat melangsungkan perundingan damai yang efektif belum tercipta saat ini," katanya.
Pemberontakan Komunis di Filipina sudah berkecamuk sejak 1968 dan sejauh ini diperkirakan telah menelan 30.000 korban jiwa. Partai Komunis Filipina (CPP) memiliki sayap bersenjata New People's Army yang beranggotakan 4.000 serdadu dan diduga bertanggungjawab atas insiden penembakan pasukan pengaman presiden di Mindanao.
rzn/hp (afp,inquirer)