Filipina hingga Sri Lanka, Banjir Merusak Secara Global
Peristiwa bencana mematikan seperti banjir kerap dan intensif terjadi lantaran terjadinya perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia.
Sri Lanka terendam
Setidaknya tiga orang tewas saat banjir melanda Sri Lanka, sementara ibu kota Colombo mengalami dampak terparah. Banjir menyebabkan sejumlah daerah berisiko mengalami tanah longsor, sementara hujan lebat diprediksi bakal terus berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Pakistan dilanda penyakit dan kekurangan gizi
Hujan monsun dan bajir yang tak pernah terjadi sebelumnya sebabkan lebih dari setengah juta orang di Pakistan memgungsi dan 1,700 nyawa melayang. Banjir perlahan surut, tetapi warga di Sindh dan Balochistan menghadapi risiko penyakat yang terkandung di air. Hal itu disebabkan oleh rusaknya fasiltas kesehatan, genangan air, minimnya persediaan obat hingga sedikitnya sanitasi.
Banjir hal lumrah di Filipina
Di beberapa negara bagian Filipina, penyedia jasa ojek motor memodifikasi kendaraannya agar dapat bertahan akibat banjir yang terjadi berulang kali. Di Hagonoy, di luar ibu kota Manila, ketinggian hujan mencapai dua meter saat musim hujan. baru-baru ini, topan tenggelamkan desa dan daerah pertanian di bagian utara Filipina.
Perubahan iklim jadi penyebabnya?
Malapetaka bencana cuaca jadi sering terjadi akibat perubahan iklim. Atmosfer yang lebih hangat menahan uap air sehingga menghasilkan curah hujan tinggi. Meskipun sulit dibuktikan berapa besar perubahan iklim berperan dalam satu kejadian, tetapi tren keseluruhannya terbukti. Korbannya, banyak negara rentan.
Apa yang bisa kita lakukan?
Agar tetap bisa memenuhi target Perjanjian Paris, manusia harus segera mengurangi emisi, setidaknya mendekati nol emisi dalam waktu 50 tahun ke depan. Negara yang berisiko perlu membangun sistem peringatan dini dan sistem penanggulangan banjir agar mengurangi dampak bencana iklim, termasuk banjir. Membuat sistem seperti ini bakal jadi fokus utama PBB dalam konferensi iklim selanjutnya. (mh/ap)