Rusia Berlakukan Gencatan Senjata di Aleppo
19 Agustus 2016Foto Omran, bocah Suriah yang bersimbah darah usai selamat dari serangan udara pasukan pemerintah kini menjadi simbol penderitaan penduduk kota Aleppo. Menyusul kecaman dari seluruh dunia, kini sekutu utama Presiden Bashar Assad, Rusia, mengaku siap memberlakukan "jeda kemanusiaan" selama 48 jam mulai pekan depan.
Keputusan tersebut diambil setelah muncul himbauan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan Uni Eropa untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Aleppo. Perang di kota terbesar kedua Suriah itu memanas sejak aliansi jihadis Islam dan pemberontak melancarkan serangan besar untuk melonggarkan kepungan tentara pemerintah, 31 Juli lalu.
Namun kendati ratusan nyawa melayang, kedua pihak gagal membukukan hasil signifikan. Beberapa pekan silam pemerintah Suriah berjanji memberlakukan gencatan senjata secara berkala untuk menjamin pengiriman bantuan buat penduduk sipil.
Tapi utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengeluhkan tidak adanya niat baik dari tentara pemerintah buat mengizinkan misi kemanusiaan. "Tidak ada satupun konvoi bantuan kemanusiaan bisa mencapai area yang dikepung dalam sebulan terakhir," ujarnya.
Pemerintah di Moskow berjanji akan menetapkan "48 jam pertama pekan depan untuk jeda kemanusiaan dan membantu pengiriman bantuan humaniter untuk penduduk Aleppo," ujar Jurubicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov.
De Mistura mengatakan pihaknya bergantung pada Moskow untuk memastikan "kepatuhan pasukan Suriah pada jeda kemanusiaan." Sejauh ini perang di Suriah telah menelan 290.000 korban jiwa dan jutaan pengungsi sejak 2011.
rzn/yf (afp,rtr)