Libyen Lage
27 Agustus 2011Jumat lalu (26/8) situasi di kota Tripoli relatif tenang. Namun kawasan lain masih diguncang bentrokan antara pemberontak dan pengikut setia Muammar Gaddafi, seperti di perbatasan dengan Tunisia atau di tempat kelahiran Gaddafi di Sirte. Ada dugaan bahwa bekas diktator itu bersembunyi di Sirte. Ada juga yang mengatakan, ia masih berada di Tripoli. Jumat malam menteri kehakiman dewan transisi nasional mengatakan, pemberontak berhasil melacak tempat persembunyiaan Gaddafi di Tripoli. Kawasan yang diduga sebagai tempat persembunyian Gaddafi, sudah dikepung oleh pemberontak. Tetapi, ia tidak mengatakan, dimana tepatnya Gaddafi bersembunyi.
Keberadaan Gaddafi belum diketahui
Sedangkan, menurut keterangan pemimpin pemberontak lainnya, saat ini Gaddafi berada di kawasan Abu Salim di selatan ibukota Libya. Dugaan ini diperkuat dengan memanasnya pertempuran antara pemberontak dan pasukan setia Gaddafi di kawasan tersebut. Menyusul pertempuran sengit di wilayah itu, dokter dan perawat rumah sakit di Abu Salim melarikan diri dari rumah sakit itu. Hari Jumat lalu lebih dari 200 mayat membusuk ditemukan d rumah sakit tersebut. Tercium bau busuk yang sangat menyengat dan seluruh lantai dilumuri darah. Penduduk setempat menuding pengikut Gaddaffi yang membunuh orang-orang itu di rumah sakit dan di jalanan. Seorang warga mengatakan, „kawanan bersenjata menghentikan mobil penduduk sipil. Mereka membuka pintu mobilnya dan menembak mati orang-orang yang duduk di dalamnya. Begitu saja. Tanpa alasan. Saya melihatnya sendiri.“
Tetapi sebagian pemberontak juga disebutkan berkelakuan sama seperti tentara Gaddafi. Saksi mata menceritakan bagaimana pemberontak membiarkan cedera orang-orang, yang diduga sebagai pengikut Gaddafi, dan tidak memberikan bantuan atau air minum kepada korban-korban itu.
AI kecam kedua pihak bertikai langgar HAM
Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menuduh kedua pihak bertikai melanggar hak asasi manusia. Kelompok loyalis Gaddafi dikatakan memperkosa tahanan laki-laki di penjara. Ribuan laki-laki menghilang, termasuk warga sipil yang tidak bersenjata. Tahanan yang berhasil melarikan diri menceritakan, di penjara di Sirte dan Tripoli terjadi penyiksaan, penganiayaan dan eksekusi.
Sedangkan kelompok pemberontak dituduh menahan tawanan mereka dalam kondisi yang sangat buruk. 125 orang ditawan di satu sel sempit. Mereka tidak dapat merebahkan diri ataupun bergerak. Beberapa tahanan diancam akan dibunuh atau akan dijatuhi hukuman mati. Claudio Cordone dari Amnesty International menjelaskan, „kami tidak punya bukti, pemberontak membunuh tanpa alasan. Tetapi kalau kita amati lagi kejadian beberapa bulan ini, memang ada beberapa kasus pembunuhan terhadap tentara Gaddafi. Ada yang dikeroyok, ada yang digantung atau ditembak mati. Dan mayat-mayat yang ditemukan, sebelum orang-orang itu dibunuh mereka mengalami penyiksaan.“
Semoga pernyataan seorang anggota dewan transisi nasional, bahwa pemerintah baru Libya akan menyatukan seluruh warga Libya, terwujud. Wakil-wakil bekas rezim Gaddafi juga akan dilibatkan dalam pemerintahan baru itu. Dengan persyaratan, mereka tidak terlibat dalam kejahatan berdarah di masa lalu. Hanya dengan cara ini perdamaian dapat dicapai.
Björn Blaschke/Andriani Nangoy Editor: Luky Setyarini