Gregor Dekatkan Matahari pada Bumi
22 Mei 2012Setelah 10 tahun perencanaan, teleskop terbesar Eropa kini mulai dioperasikan di Tenerife, di lepas pantai Spanyol. Teleskop ini memungkinkan para peneliti untuk mengamati matahari dengan cara yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Inti matahari tidak dapat diamati dengan menggunakan teleskop konvensional. Cermin teleskop cenderung terlalu panas dan tidak berfungsi jika cahaya terlalu terang dan udara yang naik di sekitar teleskop menghalangi pandangan ke arah matahari.
Diharapkan, mega teleskop Gregor akan mengubah hal itu dan memberikan gambar dengan akurasi, kualitas dan resolusi yang jauh lebih baik dari teleskop pendahulunya. Gregor yang terbuat dari kaca keramik lithium aluminosilikat, Zerodur, akan terus didingingan. Dan angin laut di Tenerife, salah satu dari Kepulauan Canary, akan menghalau setiap kabut yang mungkin dapat menghalangi pandangan. Gregor juga akan dioperasikan pada malam hari untuk mencari dan mengamati bintang lain dialam semesta yang mirip dengan matahari.
Memahami Matahari
Para astronom mengatakan, teleskop baru ini akan memungkinkan mereka untuk menyelidiki matahari dengan lebih baik, bahkan skala kecil proses fisik pada matahari, hingga kedalama sampai 70 kilometer. Teleskop berkekuatan besar ini akan mengukur medan magnet matahari dan pengaruhnya terhadap bumi. Dengan bantuan Gregor, para peneliti berharap bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai matahari.
Fasilitas teleskop Gregor dibangun dengan biaya sekitar 10 juta Euro, diketinggian 2.400 meter dari permukaan laut, di Pico del Teide, gunung tertinggi di Spanyol. Cermin utama memiliki diameter 1,5 meter, menjadikannya sebagai yang terbesar di Eropa. Teleskop ini merupakan yang terbesar ke tiga di dunia.
Pemberian nama Gregor pada teleskop ini adalah untuk menghormati ahli matematika dan astronom Skotlandia James Gregory, perancang pertama teleskop reflektor.
Gregor dioperasikan oleh beberapa lembaga penelitian Jerman di bawah pimpinan Institut Kiepenheuer untuk Fisika Solar (KIS) di Freiburg. Juga turut terlibat dalam proyek penelitian adalah Institut Astrofisika Leibniz di Potsdam (AIP), Institut Astrofisika di Göttingen dan Max Planck Institut untuk Riset Tata Surya di Katlenburg-Lindau
“Matahari merupakan prototipe dari semua bintang,“ dikatakan pimpinan proyek penelitian Reiner Volkmer. “Jika kita dapat memahami matahari, maka kita dapat memahami bintang lain.“