Hadapi Sanksi AS, Rusia Kurangi Transaksi Dolar
13 Agustus 2018Pemerintah Rusia mengatakan akan mengurangi investasi mereka dalam ekonomi AS menanggapi sanksi baru dari Presiden Donald Trump. Namun Rusia menekankan, saat ini tidak ada perusahaan AS yang aktif di Rusia yang akan dipaksa tutup.
Kremlin mengatakan, Rusia akan terus mengurangi investasinya dalam bentuk obligasi pemerintah AS dan secara drastis memotong pembayaran dalam mata uang dolar.
Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan pada televisi pemerintah pada akhir pekan, menjawab sanksi baru yang akan dikenakan oleh AS pada akhir Agustus atas dugaan keterlibatan Rusia dalam penggunaan agen saraf terhadap mantan mata-mata dan putrinya di Inggris, pemerintah Rusia akan membatasi pembelian obligasi pemerintah dari AS.
"Kami telah menurunkan ke tingkat minimum dan akan semakin mengurangi investasi kami di sekuritas AS," kata Siluanov. Beberapa hari sebelumnya, Perdana Menteri Dmitry Medvedev sudah memperingatkan, setiap langkah AS terhadap perbankan Rusia akan dilihat sebagai "deklarasi perang ekonomi".
Tidak ada ancaman terhadap Mc Donald
Menteri keuangan Rusia menambahkan, pemerintahnya akan menyelesaikan lebih banyak tagihan dalam mata uang rubel dan mata uang lainnya seperti Euro, ketimbang dalam Dolar. Langkah ini akan berdampak negatif terhadap investor AS, tambahnya.
Dia menekankan, pemerintah Rusia tidak merencanakan pembatasan apa pun terhadap perusahaan McDonald's atau perusahaan AS lainnya yang aktif di Rusia, suatu langkah yang sering dituntut beberapa anggota parlemen.
"Warga kami bekerja di perusahaan-perusahaan ini, perusahaan-perusahaan ini membayar pajak ke dalam anggaran kami," kata Siluanov.
Dia mengakui bahwa sanksi AS akan berdampak negatif pada mata uang Rubel dan meningkatkan inflasi, namun tidak ada rencana untuk melarang penggunaan mata uang Dolar di Rusia.
hp/yf (afp, rtr, dpa)