Hillary Clinton Di Timor Leste
6 September 2012Hillary Clinton menghirup secangkir kopi di Timor Leste ketika di Amerika Serikat, suaminya menyampaikan pidato dukungan bagi presiden Barack Obama. Di Dili, ibukota Timor Leste, Clinton menemui Perdana Menteri Xanana Gusmao dan Presiden Taur Matan Ruak. Ini merupakan kunjungan kenegaraannya yang pertama ke negara termuda di Asia ini.
Isyarat Pemerintah dan Rakyat
Kepada Perdana Menteri Xanana Gusmao, Clinton menegaskan AS akan tetap berperan di kawasan Asia Pasifik. “Kami akan menuruti isyarat pemerintah dan rakyat negara ini untuk memberikan dukungan yang berguna dan diperlukan untuk mengembangkan masa depan yang diharapkan.”
Sesuai dengan keterangannya di Cook Islands dan di Beijing hari Rabu (5/9), ia menyangkal bahwa keterlibatan AS di Asia bertujuan menghambat meluasnya pengaruh Cina. Dikatakannya, Amerika percaya bahwa Asia dan Pasifik cukup besar untuk melibatkan banyak negara dalam kegiatan di kawasan. Dikatakannya juga, Amerika dan Cina berusaha menemukan sikap bersama dalam sejumlah isu, termasuk isu Iran, Korea Utara dan masalah Laut Cina Selatan.
Ada ketahanan dalam hubungan kedua super power; Amerika Serikat dan Cina, ungkapnya, sembari menegaskan bahwa ia dan negaranya tidak berhenti memperjuangkan kepentingan strategisnya maupun mengemukakan pandangan yang berbeda.
Kerjasama Infrakstruktur
Sementara sehubungan dengan Timor Leste, seorang anggota delegasi AS menyebutkan bahwa kedua kekuatan di Pasifik itu telah bekerjasama dalam proyek-proyek infrastruktur dan bantuan sosial.
Clinton juga mengunjungi sebuah pabrik yang didanai oleh lembaga bantuan AS, USAID. Kopi merupakan produk ekspor kedua terbesar Timor Leste dan menghasilkan sekitar $ 10 juta per tahun. Menghirup secangkir kopi, Clinton memuji kenikmatan produk Timor Leste yang sebagian besar dipasok ke jaringan Cafe Starbuck di Amerika Serikat.
Kunjungan Hillary Clinton berbarengan dengan persiapan pulangnya pasukan helm biru PBB dari Timor Leste akhir tahun ini. Pasukan penjaga perdamaian itu dikerahkan, setelah meledaknya krisis politik 2006 yang hampir memecah belah negara itu. Perwakilan PBB sudah berada di Timor Leste sebelum 1999, ketika dalam segua referendum lebih dari 78% penduduk memilih merdeka dari Indonesia, yang telah menjajahnya selama 25 tahun.
Situasi Stabil
Timor Leste yang sebagian besar anggarannya didapat dari pemboran minyak dan gas bumi, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 10% tahun lalu. Berpopulasi 1,2 juta orang, sampai kini sekitar 40% darinya hidup di bawah batas kemiskinan. Meski begitu belakangan Timor Leste menunjukkan situasi yang stabil, dan pemilihan umum tahun ini berlangsung relatif damai.
Tujuh jam lamanya Hillary Clinton berada di Timor Leste. Dari Dili, ia menuju ibukota Brunei, Bandar Seri Begawan. Dengan kunjungan itu, ia menjadi Menteri Luar Negeri AS pertama yangtelah berkunjung ke seluruh Negara anggota ASEAN. Clinton adalah salah seorang yang mengimbau agar ASEAN bertindak sebagai satu front dalam menghadapi permasalahan dengan Cina soal Laut Cina Selatan.
Edith Koesoemawiria (dpa/rtr/afp)
Editor: Hendra Pasuhuk