Hillary dan Dukungan Publik AS atas Perkawinan Sejenis
20 Maret 2013Meski Hillary mendukung hak kelompok Lesbian, Gay dan Transgender LGBT selama empat tahun menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, namun baru sekarang dia secara terbuka membela pernikahan sejenis.
“LGBT Amerika ada diantara rekan kita, guru, tentara, dan sahabat-sahabat yang kita cintai. Mereka adalah warga yang memiliki hak penuh dan setara, serta pantas mendapat hak-hak sebagai warganegara. Termasuk dalam soal pernikahan,” kata dia melalui sebuah rekaman video berdurasi hampir enam menit.
Dibentuk Pengalaman dan Iman
“Itulah kenapa saya mendukung perkawinan bagi pasangan lesbian dan gay. Saya mendukung mereka secara pribadi dan sebagai sebuah kebijakan dan hukum, dan itu adalah bagian dari upaya lebih luas untuk memajukan kesetaraan dan kesempatan bagi LGBT Amerika dan seluruh orang Amerika.“
Video itu dirilis oleh Human Rights Campaign, sebuah organisasi hak asasi pembela hak kelompok gay.
Pernyataan itu muncul sehari setelah suaminya yang juga mantan presiden Amerika Bill Clinton, menyerukan Mahkamah Agung untuk membatalkan sebuah undang-undang yang dia tandatangani pada tahun 1996 yang mendefiniskan perkawinan sebagai penyatuan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Bill menyebut itu sebagai sebuah bentuk diskriminasi.
Dalam rekaman video itu, Hillary Clinton mengakui bahwa ”seperti banyak orang lain, pandangan pribadi saya dibentuk oleh waktu,” sambil mengatakan bahwa pandangannya berubah karena berbagai percakapan dengan banyak orang dan pengalaman pribadi, serta “prinsip-prinsip iman yang saya yakini.”
“Perkawinan adalah sebuah blok bangunan fundamental dalam masyarakat kita, sukacita besar dan ya, sebuah tanggung jawab besar,” kata Clinton.
“Menyangkal kesempatan bagi putri dan putra kita atas dasar siapa mereka dan siapa yang mereka cintai adalah penyangkalan terhadap kesempatan bagi mereka untuk menjalani hidup dengan potensi yang diberikan oleh Tuhan.”
Pergeseran Pandangan soal Perkawinan Sejenis
Belakangan nama Hillary Clinton muncul sebagai kandidat paling potensial dalam pemilihan presiden Amerika tahun 2016. Lawannya dari kubu Republik diperkirakan bakal punya posisi tetap menolak isu pernikahan sejenis. Para pengamat memperkirakan, jika isu pernikahan sejenis ini menjadi isu penting dalam pemilu mendatang, maka itu akan membawa kerugian bagi kandidat Republikan.
Sebuah polling yang dikeluarkan Senin (19/3) memperlihatkan sebuah pergeseran dramatis dalam sikap orang Amerika yang kini 58 persennya, mengaku mendukung pernikahan sejenis. Padahal, tiga tahun lalu angka dukungan itu masih 47 persen.
72 persen pendukung Demokrat, 62 persen dari kelompok independen dan 34 persen pendukung partai Republik, kini mendukung pernikahan sejenis, demikian hasil jajak pendapat ABC-Post.
Bagi mereka yang hidup “melalui tahun-tahun panjang perjuangan sipil dan gerakan hak perempuan, kecepatan yang lebih dari masyarakat untuk merangkul martabat dan kesetaraan LGBT mendebarkan hati dan menginspirasi,“ kata Hillary Clinton.
AB/ HP (afp/ ap/ rtr)