"History Boy" Andy Murray
8 Juli 2013Final turnamen tenis Wimbledon hari Minggu (07/07/13) adalah duel antar dua pemain besar. Novak Djokovic, peringkat satu dunia, berhadapan dengan Andy Murray yang saat ini berada di peringkat dunia dunia. Dengan straight set 6:4, 7:5, dan 6:4 Murray memastikan kemenangannya. Sejak 1936, ia adalah warga Inggris Raya pertama yang menang di turnamen tenis terpenting di negaranya.
Petenis Fred Perry yang terakhir berhasil melakukannya. Itu sudah 77 tahun yang lalu. Murray sudah meraih beberapa gelar penting, termasuk medali emas pada pesta Olimpiade tahun lalu di London. Namun, Olimpiade masih kalah penting dibanding Wimbledon bagi para pecinta tenis di Inggris. "Let's make history" (Bukukan sejarah baru) bisa dibaca dari ratusan poster yang dipegang para penonton babak final Wimbledon. Tahun lalu, Andy Murray juga sudah mencapai babak final. Ia kalah dari Roger Federer (4:6, 7:5, 6:3, 6:4).
Impian Menang Wimbledon
Sebelum turnamen Wimbledon dimulai, Murray sempat mengatakan, "Saya suka membayangkan, bagaimana rasanya jika menang di Wimbledon. Itu impian saya. Tapi saya tidak tahu, apakah hal itu akan pernah terjadi." 7 Juli 2013, nama Andy Murray tercatat dalam buku sejarah tenis Inggris sebagai juara Wimbledon.
Andy Murray pertama kali bermain di Wimbledon pada tahun 2005 di usia 18 tahun. Saat itu ia lolos hingga babak ketiga dan kalah lima set dari pemain Argentina David Nalbandian. Pada konferensi pers usai pertandingan, para wartawan tidak menanyakan masalah tenis kepadanya, melainkan ingatannya akan masa sekolah di Dunblane Skotlandia.
Trauma Masa Kecil
Murray adalah murid di sekolah tersebut saat penembak amok Thomas Hamilton menyerbu dan membunuh 16 anak-anak dan seorang guru di tahun 1996. Murray waktu itu berumur 8 tahun dan kakak laki-lakinya Jamie, 10 tahun. Ia ingat lolos dari tembakan karena bersembunyi di bawah meja ruang kepala sekolah.
Di otobiografinya "Hitting Back", Murray menulis, "Beberapa saudara dari teman-teman saya terbunuh. Saya hanya punya ingatan yang samar saat itu terjadi. Ia pernah menumpang mobil ibu saya. Aneh sekali jika mengingat ada pembunuh yang naik mobil saya dan duduk di sebelah ibu saya. Otak saya tidak bisa menerima bahwa ia adalah seorang pembunuh."
Pria Tertutup
Dengan trauma masa kecil seperti itu, sebenarnya tidaklah mengherankan jika Murray yang kini berusia 26 tahun sering dinilai oleh media sebagai pria yang sulit dibaca emosinya. Di hadapan publik dan pers, gaya bicaranya datar dan ia jarang tersenyum. Namun, orang-orang terdekatnya mengatakan ia adalah sang "joker" yang suka bercanda dengan mereka.
Baru di babak final Wimbledon tahun lalu, publik diperkenankan melihat sosok emosional Andy Murray. Setelah kalah dari Roger Federer, Murray menangis tersedu-sedu saat mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya di lapangan utama Wimbledon.
Hanya beberapa bulan setelahnya, Murray menjadi pahlawan nasional saat ia meraih medali emas Olimpiade di London dengan mengalahkan Federer. Murray dengan pelatih barunya Ivan Lendl sepertinya berhasil menemukan permainan terbaiknya dalam setahun terakhir. Banyak pengamat yang berpendapat, kini era Federer dan Rafael Nadal telah berakhir. Dan era Murray bersama Novak Djokovic dimulai.