H&M Gelar Kampanye 'Ramah Lingkungan'
28 Februari 2013"H&M Conscious" dalam huruf besar dengan latar belakang hijau. Demikian iklan jaringan rumah mode ini untuk kampanye baru, yang bertujuan menggugah kesadaran lingkungan konsumennya.
Kardus dekat lift di salah satu cabang H&M di Köln bertuliskan "Hidup mode - H&M Conscious" lebih mirip tempat sampah yang dimodifikasi. Kalau orang tidak bertanya, maka tidak akan tahu apa yang dimaksud H&M dengan itu.
"Tidak tahu apa maksudnya," ujar salah seorang pengunjung. "Saya bahkan tidak menyadarinya," tambah pengunjung lain. Jadi apa idenya?
Sejak pertengahan Februari, konsumen H&M di seluruh penjuru dunia bisa membawa pakaian bekas ke cabang jaringan tersebut dan mendapatkan kupon diskon sebagai imbalan. 80 cabang ikut serta di Jerman, dan H&M bersikeras tawaran ini tidak hanya berlaku untuk produk H&M bekas, ataupun pakaian yang masih berkondisi baik. Selama ini tempat setor pakaian bekas hanya menerima pakaian bersih yang masih bisa dipakai orang lain.
Kampanye kontroversial
Sekitar 1 juta ton pakaian bekas dibuang ke tempat sampah rumah tangga di Jerman setiap tahun. Hingga 95 persen diantaranya masih bisa dipakai atau didaur ulang, menurut H&M.
Pakaian bekas yang dikoleksi H&M akan disimpan di cabang sebelum diambil mitra kerjasama. Pakaian bekas kemudian dipilih menurut kategori berbeda - pakaian yang masih bisa dipakai dikirim ke toko barang bekas - dengan kata lain, dijual kembali. Pakaian yang sudah tidak dapat dipakai lagi akan dijadikan kain pembersih atau dipakai untuk membuat materi insulasi.
Kritik yakin kampanye H&M tidak hanya didorong kesadaran lingkungan, karena konsumen juga diajak untuk membeli sesuatu yang baru - untuk setiap tas berisi pakaian bekas, konsumen mendapatkan kupon diskon 15 persen untuk pembelian berikutnya.
Donasi pakaian dari perusahaan besar selalu kontroversial. "Anda bisa mendapatkan sekitar 250 Euro untuk setiap ton pakaian bekas," ungkap Dieter Schütz dari Palang Merah Jerman (DRK). "Itu mengapa semakin banyak perusahaan dan komunitas yang terjun ke bursa pakaian bekas."
Keberhasilan yang diragukan
FairWertung, sebuah jaringan organisasi amal dan gereja, telah bertahun-tahun terlibat perdagangan pakaian bekas. "Ada sektor khusus yang fokus ke pakaian bekas - kolektor menjual ke pemilah yang kemudian menjual ke riteler. Jadi sebuah rantai perdagangan," jelas kepada FairWertung, Andreas Voget. Ia tidak keberatan atas penjualan ulang pakaian bekas, tapi ia ragu kegiatan ini dapat membantu lingkungan.
Agar inisiatif ini berhasil, H&M harus meyakinkan kalangan kritisi dan donatur. Satu hal yang pasti: H&M bisa saja membantu mengurangi pakaian bekas di tempat pembuangan sampah, tapi pada saat yang bersamaan mendorong konsumen untuk lebih cepat mengganti isi lemari.